Kamis 15 Jun 2023 14:13 WIB

Perusahaan Ini Rugi Setelah Produk Terkait LGBTQ+ Diboikot Konsumen

Target salah satu perusahaan AS yang menjadi korban boikot LGBTQ.

Rep: Lintar Satria/ Red: Nidia Zuraya
Gerai Target (ilustrasi). Target mengatakan telah menyingkirkan dan mengubah sejumlah produk bertema LGBTQ+ di toko-tokonya di seluruh negeri.
Foto: AP Photo/David Zalubowski, File
Gerai Target (ilustrasi). Target mengatakan telah menyingkirkan dan mengubah sejumlah produk bertema LGBTQ+ di toko-tokonya di seluruh negeri.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Boikot anti-transgender jatuhkan perusahaan bir Anheuser-Busch InBev atau AB InBev yang memproduksi Bud Light dari posisi puncak di pasar bir Amerika Serikat (AS). Setelah perusahaan itu berkolaborasi dengan pemengaruh media sosial transgender Dylan Mulvaney.

Dikutip dari Aljazirah, Kamis (15/6/2023) data NielsenIQ menunjukkan penjualan Bud Light dan Budweiser masing-masing turun 24,6 persen dan 9,2 persen selama empat yang berakhir 3 Juni dibanding tahun sebelumnya. Sementara Modelo Especial dari Constellation Brands naik 10,2 persen.

Baca Juga

Kontroversi muncul sejak April lalu ketika Mulvaney yang terkenal di TikTok bermitra dengan Bud Light untuk mempromosikan 'Easy Carry Contest' yang menawarkan konsumen hadiah senilai 15 ribu dolar AS untuk mengunggah video yang menunjukkan mereka membawa kaleng bir sebanyak yang mereka bisa. Kerjasama ini diumumkan di Instagram.

Sayap konservatif AS mengecam kerja sama tersebut di media sosial dan menyerukan boikot Bud Light. Penyanyi Kid Rock mengunggah video ia menembak kaleng Bud Light di Instagram. Anggota Kongres AS Marjorie Taylor Greene juga menyerang perusahaan bir tersebut.

Pada bulan Mei lalu CEO AB InBev Michel Doukeris mengatakan masih terlalu dini untuk melihat dampak dari boikot dan komentar kasar anti-transgender di media sosial. Target juga menjadi korban boikot setelah merilis barang-barang bertema LGBTQ. Terjadi konfrontasi antara konsumen dan pegawai dan pelemparan merchandise Pride ke lantai.

Dikutip dari New York Post, sejak boikot anti-LGBTQ itu perusahaan ritel Target kehilangan 9 miliar dolar AS di nilai pasar. Pekan lalu sebelum kontroversi pecah, saham Target ditutup 160,96 dolar AS, dengan kapitalisasi pasar senilai 74,3, miliar dolar AS.

Pada Selasa (13/6/2023) saham perusahaan itu turun 1 persen, diperdagangkan 141,76 dolar AS. Kapitalisasi pasar merosot menjadi 65,3 miliar dolar AS.

Target mengatakan telah menyingkirkan dan mengubah sejumlah produk bertema LGBTQ+ di toko-tokonya di seluruh negeri. Satu bulan sebelum bulan Pride setelah mendapat kritikan keras dari konsumen yang mengkonfrontasi pegawai dan merusak barang-barang pajangan.

"Sejak koleksi diperkenal tahun lalu, kami mengalami ancaman yang berdampak pada rasa aman dan kesejahteraan anggota tim kami saat bekerja," kata Target dalam pernyataannya. 

Target menyatakan....

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement