Kamis 15 Jun 2023 15:15 WIB

Militer Israel Akui Bunuh Balita Palestina Secara tidak Sengaja

Balita berusia 2 tahun meninggal dunia karena terluka oleh tembakan Israel.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina membawa keranda yang dipasang foto balita korban penembakan tentara Israel.
Foto: AP/Khalil Hamra
Warga Palestina membawa keranda yang dipasang foto balita korban penembakan tentara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Militer Israel pada Rabu (14/6/2023) mengakui bahwa mereka telah menembak dan membunuh seorang balita Palestina di Tepi Barat secara tidak sengaja awal bulan ini. Militer Israel jarang mengakui kesalahan mereka ketika menyerang warga Palestina hingga tewas.

Militer Israel mengatakan, akan menegur salah satu petugas yang terlibat dalam pembunuhan tersebut. Militer menyatakan, mereka belum memutuskan apakah akan melanjutkan penyelidikan kriminal atas kematian balita itu.

Baca Juga

Kelompok hak asasi berpendapat bahwa militer Israel tidak melakukan upaya lebih besar untuk menyelidiki dan menghukum tentaranya atas pembunuhan warga Palestina di Tepi Barat. Hal ini menciptakan pola impunitas.

Balita berusia 2 tahun, Mohammed al-Tamimi meninggal dunia karena terluka oleh tembakan Israel di dekat desanya di Nebi Saleh. Insiden ini memicu curahan kesedihan dan kemarahan. Ayahnya yang berusia 44 tahun, Haitham al-Tamimi, menolak langkah Israel untuk menyelidiki pembunuhan itu.

“Tentu saja kami mengharapkan keadilan, tetapi laporan ini bagi kami terasa, seperti kejahatan di atas kejahatan aslinya. Hanya ini yang mereka katakan ketika anak saya dibunuh dengan darah dingin, ketika hidupnya terputus sebelum saya mengetahui pertumbuhannya," ujar Haitam al-Tamimi.

Dalam mengumumkan hasil penyelidikan awal pada Selasa (13/6/2023), militer Israel menggambarkan suasana kebingungan yang cukup besar menyusul dugaan serangan penembakan warga Palestina di dekat permukiman Yahudi. Militer mengatakan, tentara yang ditempatkan di tempat pengintaian di dekat desa Nebi Saleh mendengar letusan senjata, tetapi tidak tahu dari mana asalnya. Saat melihat mobil mencurigakan, seorang komandan yang membantu pencarian menembak beberapa kali ke udara.

Suara tembakan terdengar hingga pos jaga terdekat. Seorang tentara yang mengira tembakan dilepaskan oleh dua orang yang masuk ke mobil di ujung jalan. Tentara Israel meyakini mobil itu menjadi sumber tembakan dan penumpang di dalamnya adalah militan yang melarikan diri. Tentara itu mengikuti perintah dan melepaskan tembakan ke arah kendaraan tersebut.

Di dalam kendaraan itu ada Mohammed yang berusia dua tahun dan ayahnya al-Tamimi. Al-Tamimi adalah seorang koki di Kota Ramallah, Palestina. Al-Tamimi mengatakan, dia baru saja mengikatkan sabuk pengaman putranya untuk perjalanan mengunjungi pamannya ketika peluru menghantam. 

Dia juga ditembak dan dirawat di rumah sakit Palestina karena luka bahu sedang. Mohammed meninggal karena lukanya di rumah sakit Israel empat hari kemudian. 

Hingga kini, keluarga al-Tamimi masih terguncang. Putra al-Tamimi lainnya, Osama yang berusia 7 tahun, terbangun dengan mimpi buruk tentang pembunuhan adik laki-lakinya hampir setiap malam.

Militer Israel mengatakan, mereka telah menegur komandan yang awalnya memicu kebingungan dengan menembak ke udara melawan perintah tentara.  Perwira itu tidak diturunkan pangkatnya, tetapi teguran tetap menjadi catatan pribadi prajurit dan dapat memengaruhi peluang promosi.  Konsekuensi lebih lanjut bagi tentara yang terlibat dalam penembakan itu dapat terjadi jika militer Israel memutuskan untuk membuka penyelidikan kriminal.

Investigasi baru-baru ini oleh militer Israel, termasuk kematian profil tinggi koresponden Aljazirah, Shireen Abu Akleh dan warga Palestina-Amerika Omar Assad tidak menghasilkan tuntutan pidana. Israel mengatakan, mereka menyelidiki secara menyeluruh semua klaim kesalahan dan melakukan yang terbaik untuk mencegah kematian warga sipil.

“Saya menyatakan kesedihan saya atas kerugian yang ditimbulkan terhadap warga sipil dan kematian balita tersebut. Kami akan terus belajar dan meningkatkan," ujar Mayor Jenderal Yehuda Fox, komandan yang mengawasi wilayah Tepi Barat.  

Menurut penghitungan oleh The Associated Press, meningkatnya pertempuran Israel-Palestina di Tepi Barat tahun ini telah menewaskan 123 warga Palestina pada 2023. Hampir setengah dari mereka berafiliasi dengan kelompok militan. Sementara serangan Palestina terhadap Israel selama periode yang sama telah menewaskan 21 orang. 

 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement