Jumat 16 Jun 2023 15:34 WIB

Cina Jadikan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Contoh Keberhasilan Belt Road Initiative

Cina sudah menggelontorkan investasi 1 triliun dolar AS di Belt and Road Initiative.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Petugas beraktivitas di area Hall KA Feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/6/2023). PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyiapkan sarana dan fasilitas pendukung berupa kereta feeder, peron khusus dan ruang tunggu khusus untuk penumpang KCJB yang beroperasi dari Stasiun Kereta Cepat Padalarang menuju Stasiun Bandung dan sebaliknya.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas beraktivitas di area Hall KA Feeder Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) di Stasiun Bandung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/6/2023). PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyiapkan sarana dan fasilitas pendukung berupa kereta feeder, peron khusus dan ruang tunggu khusus untuk penumpang KCJB yang beroperasi dari Stasiun Kereta Cepat Padalarang menuju Stasiun Bandung dan sebaliknya.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Tahun ini Cina memperingati satu dekade peluncuran program Belt and Road Initiative (BRI). Beijing menggaungkan keberhasilan proyek-proyek yang sudah dilaksanakan di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Cina Wang Wenbin mengatakan, 10 tahun sejak BRI diluncurkan, negaranya sudah menggelontorkan investasi hampir 1 triliun dolar AS secara global. Dana itu disalurkan untuk lebih dari 3.000 proyek yang menciptakan 420 ribu pekerjaan bagi negara-negara peserta.

Baca Juga

“Menurut data Bank Dunia, BRI akan membantu mengangkat hampir 40 juta orang keluar dari kemiskinan secara global dalam jangka menengah hingga jangka panjang,” ucapnya pada pengarahan pers Kamis (15/6/2023) lalu.

Dia mengungkapkan, negara-negara ASEAN menjadi prioritas dan memainkan peran kunci dalam kerja sama BRI berkualitas. Menurut Wang, kerja sama Cina-ASEAN dalam kerangka BRI sudah berjalan penuh semangat dan memberikan hasil bermanfaat.

Terkait hal itu, Wang menyinggung beberapa proyek BRI yang sudah rampung di Asia Tenggara. “Pada Januari tahun ini, jumlah kendaraan yang melewati Jalan Tol Phnom Penh-Sihanoukville Kamboja mencapai angka 1 juta. Berkat jalan tol, waktu tempuh antara Phnom Penh dan Sihanoukville terpangkas dari lebih dari lima jam menjadi dua jam,” ucapnya.

Dia pun menyinggung proyek Kereta Api Cina-Laos yang sudah dioperasikan 18 bulan lalu. “Kereta api tersebut telah mengangkut 16,4 juta penumpang dan 21 juta ton kargo. Ini memainkan peran yang semakin penting sebagai rute emas untuk transportasi,” ujar Wang.

Wang turut mengutip proyek KCJB. “Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Indonesia juga akan segera beroperasi,” katanya.

Dia mengungkapkan saat ini beberapa proyek besar lainnya juga masih berjalan, antara lain China-Thailand Railway dan East Coast Rail Link di Malaysia. Wang menyebut, lewat proyek-proyek BRI, masyarakat di Cina dan negara-negara Asia Tenggara menjadi lebih terkoneksi.

Wang mengatakan, tahun ini juga menandai peringatan 10 tahun proposal Presiden Xi Jinping untuk membangun komunitas Cina-ASEAN yang lebih dekat. "Kami siap untuk lebih mensinergikan BRI dan Master Plan on ASEAN Connectivity 2025, memperkuat momentum kerja sama yang baik, mempromosikan kerja sama BRI yang berkualitas tinggi, mewujudkan konektivitas di tingkat yang lebih tinggi dan membuat hasil kerja sama China-ASEAN menjadi lebih besar,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement