REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Warga Korea Selatan (Korsel) berusia 65 tahun ke atas diperkirakan akan berjumlah 46,4 persen dari total populasi pada 2070, berdasarkan data Statistics Korea, lembaga statistik resmi negara tersebut pada Jumat (16/6/2023) seperti dilansir kantor berita Yonhap.
Data tersebut adalah sebuah proyeksi yang menunjukkan penuaan populasi yang cepat di tengah tingkat kelahiran yang sangat rendah di negara itu. Angka tersebut juga menandai kenaikan tajam dari perkiraan sebesar 18,persen untuk tahun ini.
Laporan itu muncul di tengah ekspektasi bahwa proporsi lansia dunia akan mencapai 20 persen pada 2025, dibandingkan 14 persen pada 2018. Jepang mencapai level 20 persen lansia di populasi mereka pada 2004, dengan membutuhkan waktu satu dekade untuk mencapainya.
Sementara, Prancis mencapai level tersebut pada 2018 membutuhkan waktu selama 39 tahun. Pada 2021, warga Korsel berusia 65 tahun diproyeksikan akan memiliki harapan hidup tambahan 21,6 tahun, sementara mereka yang berusia 75 tahun diperkirakan akan hidup 13,4 tahun lebih lama.
Kanker dan gangguan jantung merupakan penyebab utama kematian para lansia pada 2021, menurut data tersebut.
Dalam aspek ekonomi, 78,7 persen individu berusia 65 hingga 74 tahun menghasilkan pendapatan baik secara mandiri maupun melalui pasangannya pada 2021. Proporsi tersebut mencapai 46 persen untuk mereka yang berusia 75 tahun ke atas.
Pada 2021, hampir 95 persen individu berusia sekitar 60 tahun memiliki akses internet, sementara bagi mereka yang berusia 70 tahun ke atas persentasenya sebanyak 49,7 persen. Jumlah tersebut merupakan pertumbuhan yang signifikan lebih dari 30 poin persentase sejak 2015.
Sementara, hanya 21.138 bayi yang lahir pada Maret tahun ini, turun 8,1 persen dari tahun sebelumnya, menurut data bulan lalu. Angka itu menandai angka terendah untuk setiap Maret sejak badan statistik mulai mengumpulkan data bulanan pada 1981.
Jumlah bayi yang lahir di Korsel telah turun setiap tahun selama 88 bulan secara berturut-turut.