REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan tiba di Iran, Sabtu (17/6/2023). Pangeran Faisal disambut Menlu Iran Hossein Amirabdollahian. Ia rencananya meresmikan pembukaan kembali Kedubes Saudi di Teheran.
Iran terlebih dahulu membuka kembali kedutaannya pada 7 Juni lalu. Menurut Aljazirah, Iran memilih Alireza Enayati, mantan dubes untuk Kuwait dan wakil menteri untuk isu regional sebagi dubes untuk Saudi. Namun, Enayati tak hadir pada upacara pembukan itu.
Iran belum mengonfirmasi apakah Enayati telah mulai menjalankan tugas barunya itu. Pembukaan kembali Kedubes Iran di Saudi dilakukan Alireza Bigdeli, wakil menlu untuk urusan konsuler.’’Kami menyaksikan pembukaan lembaran baru dalam hubungan bilateral dan regional.’’
Aljazirah menyebut, belum jelas kapan Kedubes Saudi dibuka kembali. Amirabdollahian sebelumnya menyatakan, Saudi telah menunjuk dubes untuk Iran tetapi pihak kerajaan belum menyampaikan secara publik siapa yang akan dikirim ke Teheran.
Namun Iran TV, Sabtu, menyatakan ‘’Pangeran Faisal rencananya meresmikan pembukaan kedubes di Teheran pada Sabtu ini juga.’’ Hingga semua proses pembukaan kembali kedubes tuntas, maka aktivitas kedubes dilakukan di sebuah hotel mewah di Teheran.
Kunjungan menlu Saudi ke Iran berlangsung sepekan setelah Menlu AS Antony Blinken ke Riyadh untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi. Tak lama berselang, terkonfirmasi Irak telah mampu membayar 2,7 miliar dolar AS ke Iran terkait impor gas alam.
Sebelumnya, AS memblokir uang itu berdasarkan sanksi sepihak yang dijatuhkan pemerintahan Donald Trump pada 2018 menyusul keluarnya AS dari perjanjian program nuklir Iran. AS menyatakan, uang itu hanya bisa dipakai untuk kemanusiaan dan transaksi yang tak terkena sanksi.
Sebagian dana ini dialokasikan untuk biaya perjalanan haji jamaah Iran ke Tanah Suci. Sebanyak 87 juta dolar AS dikirimkan untuk misi Iran di Islamic Development Bank yang berbasis di Jeddah.
Kunjungan menlu Saudi pada Sabtu ini merupakan perkembangan terkini menyusul pembukaan kembali Kedubes Iran di Saudi pada 7 Juni lalu. Langkah lanjutan dari rekonsiliasi diplomatik dua rival pada Maret lalu.
Dengan demikian, dua negara akhirnya sama-sama membuka kembali kedubesnya setelah tujuh tahun. Saudi memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran pada 2016 setelah aksi massa menyerang Kedubes Saudi di Iran.
Unjuk rasa tersebut merupakan balasan dari keputusan Saudi mengeksekusi ulama syiah. Iran kerap dituding atas serangkaian serangan dalam beberapa tahun terakhir, setelah AS menarik diri dari kesepakatan program nuklir Iran pada 2018.
Iran diyakini sebagai pelaku di balik serangan fasilitas minyak Saudi pada 2019. Ini membuat produksi minyak mentah Saudi terhenti sementara. Namun pada Maret lalu, muncul berita besar. Cina berhasil memediasi dua negara ini. Mereka akhirnya melakukan rekonsiliasi.