Ahad 18 Jun 2023 12:24 WIB

Rusia Tembaki Kapal Penuh Korban Banjir Saat Proses Evakuasi

Rusia membiarkan perahu lewat, ketika perahu penuh pengungsi mereka mulai menembak

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Kapal penyelamat kecil Ukraina melintasi banjir dan menyelamatkan para korban.
Foto: AP
Kapal penyelamat kecil Ukraina melintasi banjir dan menyelamatkan para korban.

REPUBLIKA.CO.ID, KHERSON -- Bantuan akhirnya datang untuk Vitalii Shpalin. Dari kejauhan, dia melihat kapal penyelamat kecil Ukraina melintasi banjir yang telah menenggelamkan seluruh lingkungannya usai bencana bendungan jebol.

Shpalin dan warga yang lain naik ke kapal dengan perasaan lega tetapi tiba-tiba diinterupsi oleh derak peluru. Dia pun merunduk dan sebuah peluru menggores punggungnya.

Baca Juga

Pria berusia 60 tahun itu merasakan seseorang menusuk lengannya, lalu kakinya. Petugas penyelamat kapal berteriak ke radio meminta bala bantuan. "Perahu kami bocor," Shpalin mendengarnya berkata. Seorang lelaki tua meninggal di depan matanya, bibirnya membiru.

Kapal yang membawa warga sipil ini mencoba menuju tempat aman di kota Kherson di seberang sungai. Namun, menurut pejabat Ukrainian dan saksi mata yang ada di tempat, kapal itu telah ditembak oleh tentara Rusia yang ditempatkan di sebuah rumah terdekat.

"Mereka (Rusia) membiarkan perahu lewat, mereka yang datang untuk menyelamatkan orang. Namun ketika perahu penuh dengan orang, mereka mulai menembak,"  kata Shpalin.

Banjir besar akibat Bendungan Kakhovka yang hancur pada 6 Juni telah merusak kota-kota di sepanjang hilir Sungai Dnieper di wilayah Kherson, garis depan perang. Rusia dan Ukraina saling menuduh menyebabkan serangan itu.

Pada hari-hari awal banjir yang kacau, petugas penyelamat Ukraina dengan perahu pribadi menyediakan jalur penyelamat bagi warga sipil yang putus asa. Mereka terperangkap di daerah banjir di tepi timur yang diduduki Rusia.

Perahu-perahu itu membawa sukarelawan dan prajurit berpakaian preman, bolak-balik melintasi daerah-daerah yang dikuasai Ukraina di tepi barat. Mereka mengevakuasi orang-orang yang terjebak di atap rumah, di loteng, dan di tempat lain.

Sekarang, lintasan itu sedang ditutup. Saat air banjir surut, penyelamat semakin terputus oleh lumpur. Dan lebih banyak tentara Rusia kembali, menegaskan kembali kekuasaan.

Keterangan tentang bantuan Rusia berbeda-beda di antara para penyintas. Namun banyak pengungsi dan penduduk menuduh pihak berwenang Rusia melakukan sedikit atau tidak melakukan apa pun untuk membantu penduduk yang terlantar. Beberapa warga sipil mengatakan, pengungsi terkadang dipaksa untuk menunjukkan paspor Rusia jika mereka ingin pergi.

“Federasi Rusia tidak memberikan apa-apa...

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement