Selasa 20 Jun 2023 05:35 WIB

Rusia Ciptakan Pasar Gas Baru

Negosiasi negara anggota UEE untuk ciptakan pasar gas bersama terus berlanjut

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Logo Gazprom Germania terlihat di kantor pusat perusahaan di Berlin, 6 April 2022. Raksasa energi yang dikendalikan negara Rusia, Gazprom, mengatakan pengiriman gas melalui pipa utama ke Eropa akan turun sekitar 40% tahun ini.
Foto: AP Photo/Michael Sohn
Logo Gazprom Germania terlihat di kantor pusat perusahaan di Berlin, 6 April 2022. Raksasa energi yang dikendalikan negara Rusia, Gazprom, mengatakan pengiriman gas melalui pipa utama ke Eropa akan turun sekitar 40% tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Wakil Perdana Menteri Rusia Alexei Overchuk mengatakan, pembicaraan antara Uni Ekonomi Eurasia (UEE) dan Iran sedang dalam tahap akhir. Rusia, Iran, dan beberapa negara wilayah Eurasia yang membentang dari perbatasan Eropa Timur ke perbatasan Cina Barat diketahui akan membentuk zona perdagangan bebas. Selain Rusia, UEE terdiri dari Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kyrgyzstan.  

Dia menambahkan, negosiasi di antara negara anggota UEE untuk menciptakan pasar gas bersama juga terus berlanjut. Namun Overchuk tak memberi penjelasan mendetail terkait hal tersebut.

“Kami bergerak maju. Kami sangat berharap kesepakatan (zona perdagangan bebas) seperti itu dapat ditandatangani pada akhir tahun ini,” kata Overchuk saat diwawancara kantor berita Rusia, TASS, Senin (19/6/2023).

Sejak konflik di Ukraina pecah pada Februari 2022 lalu, Rusia dihujani sanksi ekonomi oleh Barat. Hal itu mendesak Moskow untuk menciptakan pasar baru di luar Eropa. Mereka kemudian berusaha mempererat relasi dengan Cina, Afrika, dan negara-negara Asia serta Arab.

Dengan Iran, misalnya, sejak November 2022 Rusia melakukan pertukaran produk minyak dengan negara tersebut. Pada Maret lalu, Iran mengatakan pihaknya mengandalkan "volume besar" pertukaran minyak dan gas dengan Moskow.

Rusia pun memperkuat hubungannya dengan Cina. Pada 20-21 Maret lalu, Xi Jinping melakukan kunjungan ke Rusia. “Hubungan Rusia-Cina menunjukkan dinamika pembangunan yang sehat dan stabil. Kepercayaan politik antara negara kita sedang dibangun, kepentingan bersama berganda, dan rakyat kita semakin dekat,” kata Xi pada 21 Maret lalu.

Putin telah menugaskan jajarannya untuk meningkatkan volume perdagangan barang dan jasa berkali-kali lipat dengan Cina. Dia ingin hubungan dengan Beijing di delapan bidang strategis, terutama keuangan, manufaktur industri, teknologi, serta transportasi dan logistik, diperkuat.

Hal itu pun ditegaskan dalam teks deklarasi bersama. “Para pihak menekankan bahwa upaya untuk memperkuat dan memperdalam hubungan kemitraan komprehensif Rusia-Cina serta kerja sama strategis memasuki era baru adalah pilihan strategis yang terlepas dari pengaruh eksternal,” demikian bunyi salah satu kalimat dalam deklarasi bersama Putin dan Xi Jinping.

Dalam deklarasi tersebut, Rusia dan Cina sepakat untuk bersama-sama melindungi keamanan energi internasional, termasuk infrastruktur lintas batas yang kritis, serta stabilitas rantai produksi dan pasokan produk energi.

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement