REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan memperingati hari berkabung pada Senin (19/6/2023), untuk ratusan warganya yang meninggal di atas kapal imigran yang terbalik dan tenggelam di lepas pantai Yunani. Pihak berwenang Pakistan berjanji akan menindak tegas terhadap para penyelundup manusia dan para pejabat yang lalai.
Sebanyak 750 pria, wanita dan anak-anak dari Suriah, Mesir, Palestina, dan Pakistan berada di kapal yang tenggelam di lepas pantai Yunani pada Rabu, 14 Juni 2023. Pihak berwenang menyelamatkan 104 orang yang selamat dan mengambil 78 jenazah.
Belum ada informasi resmi mengenai berapa banyak warga Pakistan yang berada di kapal pukat ikan tersebut, termasuk berapa banyak yang selamat atau berapa banyak yang tewas. Namun, media lokal dan internasional memperkirakan jumlahnya bisa mencapai 300 orang.
Pada Ahad (18/6/2023), Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif mengungkapkan kesedihan atas kehilangan ratusan nyawa warganya di insiden tragis tersebut. Ia juga mengumumkan hari berkabung pada Senin, dengan bendera nasional dikibarkan setengah tiang.
"Saya telah memerintahkan penyelidikan tingkat tinggi. FIA (Badan Investigasi Federal) dan lembaga penegak hukum lainnya telah ditugaskan untuk memperketat jerat di sekitar individu-individu yang terlibat dalam tindakan keji penyelundupan manusia," ujar Sharif dalam sebuah unggahan di Twitter pada Ahad (18/6/2023).
"Saya meyakinkan bangsa ini bahwa mereka yang terbukti lalai dalam menjalankan tugas akan dimintai pertanggungjawaban. Tanggung jawab akan ditetapkan setelah penyelidikan dan kepala akan dipecat," katanya menegaskan.
Setiap tahun, ribuan anak muda Pakistan melakukan...