Selasa 20 Jun 2023 06:14 WIB

Pakistan Berkabung, Kenang Ratusan Warganya yang Hilang Saat Kapal Karam di Laut Yunani

Sebanyak 750 orang, termasuk anak-anak, berada di kapal yang karam.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Kapal yang karam. (Ilustrasi). Pakistan memperingati hari berkabung pada Senin (19/6/2023), untuk ratusan warganya yang meninggal di atas kapal imigran yang terbalik dan tenggelam di perairan Yunani.
Foto:

Setiap tahun, ribuan anak muda Pakistan melakukan perjalanan berbahaya untuk melarikan diri dari kesulitan ekonomi di negara Asia Selatan tersebut. Mereka mencari kehidupan yang lebih baik di luar negeri.

Karamnya kapal nelayan yang menampung ratusan para imigran pada Rabu lalu, telah menghilangkan nyawa sejumlah besar warga negara Pakistan. Pemerintah negara ini akhirnya berjanji menindak keras terhadap para penyelundup manusia dari Pakistan.

Polisi di Azad Kashmir mengatakan pada Ahad, mereka menangkap 12 orang yang terlibat dalam pengiriman penyeludupan manusia. Banyak diantara mereka, para pemuda setempat di Pakistan menuju ke Libya untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Eropa.

Perwira senior Khalid Chauhan mengatakan pihak berwenang menangkap para tersangka di tengah-tengah tindakan keras terhadap para penyelundup manusia. Polisi menginterogasi mereka atas dugaan peran mereka dalam memikat, menjebak dan mengirim warga setempat ke luar negeri, setelah mereka mendapatkan uang dengan jumlah besar dari mereka.

Sekitar 28 orang dari daerah Khuiratta di distrik Kotli telah pergi ke Libya untuk melanjutkan perjalanan ke Eropa, kata polisi. Pejabat lokal Chaudhry Haq Nawaz mengatakan bahwa masih belum ada konfirmasi mengenai berapa banyak pemuda dari daerah tersebut yang berada di atas kapal nahas itu, atau berapa banyak di antara mereka yang tewas atau hilang.

Raja Sikandar dari desa Bindian di Kotli mengatakan bahwa empat keponakannya yang berusia 18 hingga 36 tahun hilang. "Kami diberitahu oleh media (tentang tragedi tersebut). Ketika anak-anak tidak ditemukan atau meninggal, Anda dapat memahami apa yang dialami oleh orang tua," katanya.

Raja Mohammed Majeed meminta pemerintah Pakistan untuk membawa kembali keponakannya, Raja Awais. "Jika dia sudah meninggal, bawa kembali jenazahnya," katanya.

"Ketika kami menguburkannya di sini, ibunya, saudara perempuannya, dan yang lainnya dapat pergi ke makamnya dan memanjatkan doa. Kami akan bersabar," ujar Majeed.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement