REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, bertemu dengan Sekretaris Jenderal Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran, Ali Akbar Ahmadian, pada Senin (19/6/2023). Agenda pertemuan termasuk perkembangan politik di Palestina dan Timur Tengah.
Dalam pertemuan tersebut, Haniyeh mempresentasikan perkembangan Palestina, kelanjutan blokade Israel di Gaza dan serangan lima hari di Gaza pada bulan lalu. Haniyeh mengatakan, Hamas selalu siap menghadapi agresi dan menggagalkan rencana pendudukan Israel.
“Orang-orang kami dan perlawanan mereka selalu siap menghadapi agresi apapun dan menggagalkan rencana pendudukan apapun. Persatuan faksi-faksi perlawanan dan pengambilan keputusan bersama mereka adalah senjata strategis untuk menghadapi musuh-musuh Palestina," ujar Haniyeh, dilaporkan Middle East Monitor, Selasa (20/6/2023).
Haniyeh memuji pemulihan hubungan Iran-Arab Saudi. Normalisasi hubungan tersebut mengarah pada pemulihan hubungan diplomatik antara Riyadh dan Teheran, dan pembukaan kembali kedutaan kedua negara, yang telah ditutup sejak 2016.
Haniyeh menekankan perlunya berinvestasi di kancah regional dan internasional, termasuk penguatan hubungan regional. Haniyeh menambahkan, krisis domestik di Israel merupakan indikasi bahwa kemenangan Palestina akan semakin dekat. Haniyeh merujuk pada polemik pemerintah Israel terkait reformasi peradilan yang menyebabkan aksi protes selama berbulan-bulan.
“Peningkatan perlawanan dan penurunan negara Israel dan keasyikannya dengan krisis (domestik) merupakan indikasi kemenangan kita yang semakin dekat, yang mengharuskan negara Arab dan Islam untuk memenuhi tugasnya terhadap Palestina dan Yerusalem," ujar Haniyeh.
Menurut pernyataan Hamas, Ahmadian menambahkan, cara strategis untuk membebaskan Palestina adalah perlawanan, dan persatuan di antara faksi-faksi perlawanan. "Kemenangan mereka adalah perubahan strategis dan historis untuk tujuan tersebut, dan sangat penting bagi bangsa," ujar Ahmadian.