Kamis 22 Jun 2023 15:07 WIB

Meksiko Temukan Kota Maya Kuno

Kota itu mencakup bangunan-bangunan besar seperti piramida dan tiang-tiang batu.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Para arkeologis melakukan survei jalan-jalan kuno suku Maya dari udara.
Foto: University of Miami via live science
Para arkeologis melakukan survei jalan-jalan kuno suku Maya dari udara.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Sebuah kota Maya kuno yang sebelumnya tidak diketahui telah ditemukan di hutan Meksiko selatan. Lembaga antropologi Meksiko INAH mengatakan, itu kemungkinan merupakan pusat penting lebih dari seribu tahun yang lalu.

Kota itu mencakup bangunan-bangunan besar seperti piramida dan tiang-tiang batu. Terdapat tiga alun-alun dengan bangunan megah dan bangunan lain yang disusun dalam lingkaran hampir konsentris.

Baca Juga

INAH mengatakan, kota yang diberi nama Ocomtun ini memiliki arti "pilar batu" dalam bahasa Maya Yucatec. Area itu menjadi pusat penting bagi wilayah dataran rendah tengah semenanjung itu antara 250 dan 1000 Masehi.

Kota tersebut terletak di cadangan ekologis Balamku di Semenanjung Yucatan Meksiko. Tempat ini ditemukan selama pencarian di bentangan hutan yang sebagian besar belum dijelajahi yang lebih besar dari Luksemburg. Pencarian berlangsung antara Maret hingga Juni menggunakan teknologi pemetaan laser udara (LiDAR).

Peradaban Maya yang dikenal dengan kalender matematisnya yang canggih ini membentang di tenggara Meksiko dan sebagian Amerika Tengah. Keruntuhan politik yang meluas menyebabkan penurunannya berabad-abad sebelum kedatangan penjajah Spanyol yang pergerakan militernya melihat benteng terakhir jatuh pada akhir abad ke-17.

Situs Ocomtun memiliki area inti, terletak di dataran tinggi yang dikelilingi oleh lahan basah yang luas. Area itu, menurut arkeolog Ivan Sprajc, mencakup beberapa struktur mirip piramida setinggi 15 meter.

Kota ini juga memiliki lapangan bola. Permainan bola pra-Hispanik, tersebar luas di seluruh wilayah Maya, terdiri atas mengoper bola karet yang melambangkan matahari melintasi lapangan tanpa menggunakan tangan dan memasukkannya melalui lingkaran batu kecil. Permainan ini diyakini memiliki tujuan religius yang penting.

Sprajc mengatakan, timnya juga telah menemukan altar pusat di daerah yang lebih dekat ke sungai La Riguena, yang mungkin telah dirancang untuk ritual masyarakat. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami budaya yang pernah hidup di sana.

Situs tersebut mungkin sekitar 800 hingga 1000 M dilihat dari bahan yang diambil dari bangunan. Sprajc menyatakan, ini kemungkinan merupakan cerminan dari perubahan ideologis dan populasi yang menyebabkan runtuhnya masyarakat Maya di wilayah itu pada abad ke-10. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement