-Pada September lalu, Prighozin mengaku mendirikan kelompok militer swasta, Wagner pada 2014, tahun ketika Rusia menganeksasi Krimea dari Ukraina. Ini konfirmasi pertama kalinya yang dilakukan secara terbuka, hal yang semula ia bantah. Tentara Wagner ikut berperang di Libya, Suriah, Afrika Tengah, dan Mali. Juga negara lainnya.
-Wagner juga mendukung separatis Ukraina yang didukung Rusia, yang kemudian merebut Donbas, bagian timur Ukraina pada 2014.
-Bulan lalu, Wagner berhasil menaklukkan Bakhmut dalam pertempuran brutal. Kemudian, Prigozhin melanggar tabu sistem politik yang dikendalikan Putin, dengan menghina pimpinan tinggi di Moskow.
-Setelah itu, ia mempublikasikan video terima kasih ke Kremlin. Meski ia pun mengoceh dengan menuduh pejabat tinggi Moskow melakukan pengkhianatan. Telunjuknya diarahkan ke Menhan Sergei Shoigu dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov.
- Prigozhin membuat gempar dengan rilis video pada 5 Mei lalu, yang memperlihatkan tentara Wagner yang mati di medan tempur. Ia menyebut, kematian mereka akibat kurangnya pasokan amunisi yang disebabkan ulah Shoigu dan Gerasimov.
-AS dan Uni Eropa menjatuhkan sanksi pada Prigozhin atas perannya di Wagner. Ia juga dituduh mendirikan Internet Research Agency yang Washington yakini digunakan oleh Prighozin untuk memengaruhi pemilu AS.