REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Otoritas Cina di Beijing mengizinkan 20 wisatawan Jepang untuk mengunjungi Daerah Otonomi Xinjiang, daerah yang banyak dihuni etnis minoritas Muslim Uighur. Kunjungan wisata ke Cina diizinkan kembali setelah tertunda selama satu tahun akibat kebijakan antipandemi Covid-19 yang ketat di negara itu.
"Rombongan pertama wisatawan kini telah memulai kunjungan. Yang pasti, mereka akan merasakan pengalaman di sana dan tidak lagi salah paham," kata Konsul Jenderal China di Osaka Xue Jian, seperti dikutip media setempat, Ahad (25/6/2023).
Dengan biaya sebesar 327 ribu yen (sekitar Rp34,2 juta) per orang, para wisatawan dari Osaka itu mengunjungi lima kota di Xinjiang, yakni Urumqi, Turban, Aksu, Korla, dan Kashgar. Konsulat Jenderal Cina di Osaka menerbitkan surat pemberitahuan pada 2 Desember 2021 tentang dibukanya akses kunjungan wisata ke Xinjiang setelah pandemi Covid-19 berakhir.