Kebijakan tersebut menarik perhatian media di Jepang. Alhasil, dalam kurun waktu kurang dari sebulan, 1.028 wisatawan setempat mengajukan permohonan visa kunjungan.
Para turis Jepang itu juga mengunjungi museum antiterorisme di Urumqi, beberapa masjid, dan perkebunan kapas. Xinjiang, yang berada di wilayah paling barat daratan Cina itu, menjadi sorotan dunia dalam beberapa tahun terakhir akibat berbagai isu terkait pelanggaran hak asasi manusia, genosida, dan kerja paksa.
"Kami berharap melalui kunjungan ini, Xinjiang akan menjadi jendela bagi warga Jepang agar lebih tertarik lagi dengan model pembangunan di Cina dan mengubah pandangan mereka tentang Cina," kata Xue dalam wawancaradengan Global Times.