REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina mendukung Rusia dalam mempertahankan stabilitas nasionalnya. Pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran bersenjata Wagner berhasil dibatalkan berkat perantara Presiden Belarusia Alexander Lukashenko pada Sabtu (24/6/2023).
“Pihak Cina menyatakan dukungan atas upaya kepemimpinan Federasi Rusia untuk menstabilkan situasi di negara itu sehubungan dengan peristiwa 24 Juni dan menegaskan minatnya untuk memperkuat kohesi dan kemakmuran Rusia lebih lanjut,” Kementerian Luar Negeri Rusia.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko mengadakan pembicaraan di Beijing pada Ahad. Dalam pertemuan itu membahas tentang isu-isu internasional.
Kementerian Luar Negeri Cina awalnya hanya mengatakan bahwa Rudenko telah bertukar pandangan dengan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang tentang hubungan China-Rusia. "Serta masalah internasional dan regional yang menjadi perhatian bersama," ujar pernyataan lembaga itu.
Kemudian Kementerian Luar Negeri Cina menyatakan, Cina mendukung Rusia dalam menjaga stabilitas nasionalnya. Beijing menilai, peningkatan ketegangan baru-baru ini di Moskow adalah urusan dalam negeri negara tersebut.
Cina sebelumnya tidak mengomentari pemberontakan. Sementara para pemimpin Barat termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, memantau situasi dengan cermat.
"Cina akan mendukung Rusia sambil menekankan tidak ada campur tangan dalam urusan dalam negerinya," kata pakar militer Cina terkemuka dan komentator televisi Song Zhongping.
"Prigozhin menyadari bahwa sulit mencapai hasil yang diinginkan melalui pemberontakan ini," ujar Song merujuk kepada pemimpin pasukan Wagner Yevgeny Prigozhin.
Prigozhin mengatakan, tindakannya bukan pemberontakan dan hanya pawai yang dimaksudkan untuk menyingkirkan komandan yang korup dan tidak kompeten. Dia menyalahkan kepemimpinan militer Rusia yang merusak perang di Ukraina.