REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken berharap untuk mengetahui lebih banyak tentang peristiwa yang terjadi di Rusia. Salah satu yang menarik perhatian adalah perincian kesepakatan dengan pemimpin pasukan Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang dimediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko yang membuat para pejuang Wagner kembali ke pangkalannya.
"Mungkin Putin tidak ingin merendahkan dirinya sendiri hingga level bernegosiasi langsung dengan Prigozhin," kata Blinken pada Ahad (25/6/2023).
Pasukan yang dipimpin oleh mantan sekutu Putin itu telah melakukan pertempuran paling berdarah dalam perang 16 bulan Rusia di Ukraina. "Sejauh orang-orang Rusia terganggu dan terbagi, hal itu dapat membuat penuntutan agresi mereka terhadap Ukraina menjadi lebih sulit," ujar Blinken.
Ketua Komite Intelijen House of Representatives Mike Turner mengatakan, tindakan Putin pada masa depan di Ukraina dapat dihambat oleh pernyataan Prigozhin. Pemimpin Wagner ini menyatakan sebelumnya, alasan untuk menyerang Ukraina didasarkan pada kebohongan.
“Mencabut premisnya membuat Putin jauh lebih sulit untuk terus berpaling kepada rakyat Rusia dan berkata, kita harus terus mengirim orang untuk mati,” kata Turner dalam program “Face the Nation” di CBS.
Pensiunan Jenderal Angkatan Udara AS Philip Breedlove mengatakan, gejolak tersebut menunjukkan penurunan kemampuan Rusia. "Salah satu hasil, saya percaya, dari 36 jam terakhir, mungkin 48 jam, adalah bahwa institusi yang telah lama kami anggap sangat aman di Rusia perlahan-lahan terurai," kata Breedlove dalam sebuah wawancara.
"Seluruh institusi militer sekarang, penampilan militer Rusia, jauh berkurang," ujarnya.
Senator AS Ben Cardin mengatakan, gejolak akhir pekan di Rusia tidak mengurangi kebutuhan AS untuk terus membantu Ukraina. "Ini adalah waktu kritis bagi Ukraina. Serangan balasan ini akan menentukan di mana kita akan berada dalam satu atau dua tahun ke depan," kata anggota Demokrat yang duduk di Komite Hubungan Luar Negeri Senat.
Mantan jenderal Angkatan Udara AS yang duduk di Komite Angkatan Bersenjata House Don Bacon mengatakan, penurunan Putin akan menguntungkan tetangga Rusia termasuk Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia. "Akan berbeda jika Putin ingin menjadi tetangga yang damai. Namun, ternyata tidak," ujar Bacon.