REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Sebanyak 134 warga Malaysia menjadi korban sindikat penipuan kerja di Filipina. Mereka ikut diselamatkan oleh polisi setempat dalam operasi penggerebekan sebuah perusahaan yang dicurigai melakukan perdagangan orang.
Kementerian Luar Negeri (KLN) Malaysia dalam keterangannya diterima di Kuala Lumpur, Kamis (29/6/2023), mengatakan Kedutaan Besar Malaysia di Manila sedang mengidentifikasi dan memverifikasi status 134 korban yang diyakini warga negara Malaysia.
Total ada 2.714 orang yang menjadi korban sindikat kejahatan penipuan tawaran pekerjaan, buruh paksa dan pemenjaraan yang salah di Filipina. Sebanyak 134 di antaranya dialami warga Malaysia.
Kedutaan Besar Malaysia di Manila, menurut KLN, membenarkan otoritas setempat melakukan operasi penggerebekan terhadap perusahaan Xinchuang Network Technology Inc. Merela berhasil menyelamatkan korban-korban dari berbagai negara, termasuk Malaysia, oleh sindikat kejahatan tersebut.
Korban-korban dari sindikat penipuan kerja tersebut kini sedang menjalani proses penyelidikan, dokumen dan deportasi dalam waktu dekat ke Malaysia, menurut pernyataan tersebut.
Media lokal Filipina melaporkan aparat setempat menggerebek sebuah perusahaan Philippine Offshore Gaming Operator (Pogo) yang pendirinya terdaftar sebagai Xinchuang Network Technology Inc, pada Selasa (27/6/2023) pagi.
Laporan itu menyebutkan Kepolisian Filipina menyelamatkan 2.717 orang di mana 1.525 merupakan warga Filipina dan 1.192 lainnya warga asing. Dari warga asing yang berhasil mereka selamatkan tersebut 606 berasal dari China, 183 dari Vietnam, dan 137 merupakan WN Indonesia.