Jumat 30 Jun 2023 16:56 WIB

Akibat Gelombang Panas Sekolah di Meksiko Terpaksa Diliburkan

Gelombang panas di Meksiko juga menyebabkan sedikitnya 100 orang meninggal dunia.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Otoritas kesehatan Meksiko mengatakan setidaknya ada 112 kematian terkait gelombang panas sepanjang tahun ini.
Foto: AP
Otoritas kesehatan Meksiko mengatakan setidaknya ada 112 kematian terkait gelombang panas sepanjang tahun ini.

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Sedikitnya 100 orang telah meninggal dunia selama dua minggu terakhir di Meksiko karena cuaca panas, dengan suhu yang mendekati 50 derajat Celcius (122 Fahrenheit) di beberapa bagian negara tersebut, demikian disampaikan oleh kementerian kesehatan Kamis (29/6/2023).

Gelombang panas selama tiga minggu di bulan ini membebani jaringan energi dengan permintaan yang mencapai rekor tertinggi. Kondisi ini memaksa pihak berwenang untuk meliburkan sekolah-sekolah di beberapa daerah dan membuat banyak warga Meksiko kepanasan.

Baca Juga

Lebih dari dua pertiga kematian terjadi pada seminggu terakhir, 18-24 Juni. Dan sisanya terjadi pada seminggu sebelumnya, kata kementerian tersebut dalam sebuah laporan mengenai suhu ekstrim. Pada periode yang sama tahun lalu, hanya ada satu kematian yang disebabkan oleh suhu panas.

Hampir semua kematian disebabkan oleh sengatan panas, dan beberapa di antaranya disebabkan oleh dehidrasi. Sekitar 64 persen kematian terjadi di negara bagian utara Nuevo Leon yang berbatasan dengan Texas. Sebagian besar sisanya terjadi di negara bagian tetangga, Tamaulipas dan Veracruz di pantai Teluk.

Dalam beberapa hari terakhir, suhu udara turun karena musim hujan telah membawa curah hujan yang sangat dibutuhkan.

Namun, beberapa kota di bagian utara masih mengalami suhu yang tinggi. Di negara bagian Sonora, kota Aconchi mencapai suhu tertinggi 49 derajat Celcius (120 Fahrenheit) pada hari Rabu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement