Ahad 02 Jul 2023 19:51 WIB

Prosesi Pemakaman Nahel Penuh dengan Duka

Pelayat dari komunitas Islam Prancis mengantarkan Nahel dari masjid ke permakaman.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Ratusan pelayat dari komunitas Islam Prancis melaksanakan prosesi khusyuk dari masjid ke pemakaman
Foto: AP
Ratusan pelayat dari komunitas Islam Prancis melaksanakan prosesi khusyuk dari masjid ke pemakaman

REPUBLIKA.CO.ID, NANTERRE -- Terdiam dan tampak sedih, ratusan pelayat dari komunitas Islam Prancis melaksanakan prosesi khusyuk dari masjid ke pemakaman di lereng bukit pada Sabtu (1/7/2023). Mereka mengantar jenazah anak berusia 17 tahun yang terbunuh oleh polisi.

Pemakaman Nahel dilakukan di puncak bukit di Nanterre, pinggiran Paris. Ratusan orang berdiri di sepanjang jalan untuk memberi penghormatan saat pelayat membawa peti mati putihnya dari masjid ke situs pemakaman. Beberapa pria membawa sajadah lipat.

Baca Juga

“Pria dulu,” kata seorang pejabat kepada puluhan perempuan yang menunggu untuk memasuki pemakaman. Namun, ibu Nahel, berpakaian putih, masuk ke dalam dan menuju ke kuburan.

Dalam gerbang pemakaman, peti mati diangkat di atas kerumunan dan dibawa menuju kuburan. Orang-orang itu mengikuti, beberapa memegang tangan anak laki-laki kecil. Saat mereka pergi, beberapa menyeka mata mereka. Polisi tidak terlihat.

Banyak pria muda, baik Arab atau ras kulit berwarna lainnya, datang untuk meratapi pemakaman seorang anak laki-laki yang bisa saja itu mereka.

Nahel ditembak saat berhenti di lampu merah. Video menunjukkan dua petugas di jendela mobil, satu dengan pistol diarahkan ke pengemudi. Saat remaja itu bergerak maju, petugas menembak sekali melalui kaca depan.

Pekan ini, ibu Nahel mengatakan kepada televisi France 5 bahwa dia marah pada petugas yang menembak putranya, tetapi tidak pada polisi secara umum. “Dia melihat seorang anak kecil berwajah Arab, dia ingin mengambil nyawanya,” katanya.

Keluarga Nahel berakar di Aljazair. Ras adalah topik yang tabu selama beberapa dekade di Prancis, yang secara resmi menganut doktrin universalisme buta warna. Kritikus mengatakan, bahwa doktrin telah menutupi generasi rasisme sistemik.

Petugas yang dituduh membunuh Nahel diberi dakwaan awal pembunuhan sengaja yang artinya hakim investigasi sangat mencurigai adanya kesalahan. Meski bergitu perlu penyelidikan lebih lanjut sebelum mengirim kasus ke pengadilan. Jaksa Penuntut Nanterre Pascal Prache mengatakan, penyelidikan awal membuatnya menyimpulkan bahwa penggunaan senjatanya oleh petugas tidak dibenarkan secara hukum.

Peristiwa ini pun membuat kondisi Prancis kritis....

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement