Ahad 02 Jul 2023 21:11 WIB

Residivis Rekrutan Wagner Kembali Membunuh

50 ribu narapidana direkrut untuk berperang di Ukraina.

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan ia merekrut 50 ribu narapidana untuk berperang di Ukraina. Banyak peristiwa meresahkan yang melibatkan residivis yang pulang dari Ukraina.
Foto: AP
Pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan ia merekrut 50 ribu narapidana untuk berperang di Ukraina. Banyak peristiwa meresahkan yang melibatkan residivis yang pulang dari Ukraina.

REPUBLIKA.CO.ID, TALLINN -- Saat Ivan Rossomakhin pulang dari perang di Ukraina beberapa bulan yang lalu. Tetangga-tetangganya di sebuah desa di timur Moskow ketakutan.

Tiga tahun yang lalu Rossomakhin divonis bersalah atas pembunuhan dan dihukum penjara dalam waktu yang lama. Tapi kemudian ia dibebaskan setelah menjadi sukarelawan berperang untuk kontraktor tentara bayaran Wagner.

Baca Juga

Kembali ke Novy Burets, Rossomakhin berkeliaran dalam keadaan mabuk di jalan-jalan di desa kecil sekitar 500 kilometer dari Moskow. Warga desa mengatakan ia membawa garpu rumput ke mana-mana, mengancam membunuh semua orang.

Meski polisi berjanji mengawasi residivis berusia 28 tahun itu, tapi ia kembali ditangkap setelah menikam hingga tewas seorang perempuan tua yang merupakan induk semangnya di kota tak jauh dari desa asalnya. Ia dilaporkan mengakui kejahatan yang ia lakukan kurang dari 10 hari ia kembali dari Ukraina.

Rossomakhin bukan satu-satunya residivis yang direkrut Wagner untuk berperang di Ukraina kembali melakukan kejahatan. Kantor berita Associated Press menemukan setidaknya tujuh kasus serupa dalam beberapa bulan terakhir. Baik dari laporan media Rusia maupun wawancara dengan kerabat dan keluarga korban di Kaliningrad.

Rusia berusaha keras untuk menambah pasukannya di Ukraina termasuk dengan tentara bayaran Wagner. Keputusan ini menimbulkan konsekuensi luas, salah satu buktinya pemberontakan singkat pekan lalu. Kementerian Pertahanan Inggris sudah memperingatkan bahaya ini dari bulan Maret.

"Lonjakan gelombang kekerasan tiba-tiba dari pelaku kejahatan seperti yang terjadi baru-baru ini dan pengalaman traumatik kombatan tampaknya akan menimbulkan tantangan besar bagi masyarakat Rusia di masa perang," kata kementerian.

Pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan ia merekrut 50 ribu narapidana untuk berperang di Ukraina. Angka itu juga dikonfirmasi direktur organisasi hak asasi tahanan Rusia, Behind Bars, Olga Romanova. Perwira militer Barat mengatakan sebagian besar kombatan Wagner di Ukraina diisi narapidana.

Pekan lalu sebelum menggelar pemberontakan, Prigozhin mengatakan sekitar 32 ribu tentara bayarannya sudah pulang ke Rusia. Pada awal Juni Romanova memperkirakan jumlahnya sekitar 15 ribu.

Para narapidana setuju bergabung dengan Wagner dengan iming-iming kebebasan usai masa pengabdiannya selesai. Baru-baru ini Presiden Vladimir Putin mengakui ia "menandatangani dekrit pengampunan" bagi residivis yang berperang di Ukraina. Dekrit itu tidak diumumkan ke publik.

Putin juga mengatakan tingkat kejahatan di antara residivis yang dibebaskan lewat pengabdiannya di Ukraina lebih rendah dibandingkan rata-rata di Rusia. Namun aktivis mengatakan kekhawatiran naiknya angka kejahatan karena semakin banyak residivis yang pulang dari perang tidak mendasar.

"Benar-benar tidak ada hubungan antara kejahatan dan hukuman, antara aksi dan konsekuensi, dan tidak hanya residivis, orang bebas juga, melihat Anda bisa melakukan hal buruk, mendaftar untuk perang dan pulang sebagai pahlawan," kata Romanova.

Dalam pertemuan dengan warga desa Novy Burets yang direkam stasiun televisi lokal, polisi mengatakan Rossomakhin tidak terlihat gagah saat pulang dari Ukraina tapi "orang yang sangat bermasalah dan gelisah." Pertemuan itu digelar sebelum Rossomakhin membunuh Yulia Buyskikh yang berusia 85 tahun.

Rossomakhin sempat ditangkap karena membobol sebuah mobil dan ditahan selama lima hari sebelum polisi membebaskannya pada 27 Maret. Dua hari kemudian ia membunuh Buyskikh.

"Ia mengenalnya dan membukakan pintu, ketika ia datang untuk membunuhnya, setiap keluarga di Rusia harus takut pada tamu seperti itu," kata cucu Buyskikh, Anna Pekareva di Facebook.

Insiden lain yang melibatkan residivis Wagner antara lain...

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement