Selasa 04 Jul 2023 07:40 WIB

PBB Khawatir Dampak Operasi Israel di Jenin

Layanan air dan listrik telah terputus di sebagian besar kamp pengungsi di Jenin.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Kendaraan tempur lapis baja Israel di sebuah jalan selama operasi militer Israel di Jenin, Tepi Barat, 03 Juli 2023.
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Kendaraan tempur lapis baja Israel di sebuah jalan selama operasi militer Israel di Jenin, Tepi Barat, 03 Juli 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) menyatakan keprihatinan dari dampak operasi Israel di kamp pengungsi Jenin. Layanan air dan listrik telah terputus di sebagian besar kamp.

Kondisi yang terjadi di kamp Jenin, menurut badan PBB itu, membuat warga tidak dapat pindah dari rumahnya. “Banyak yang sangat membutuhkan makanan, air minum, dan susu bubuk untuk anak-anak,” kata UNRWA dikutip dari BBC.

Baca Juga

UNRWA mengatakan, 10 instalasinya di kamp, termasuk empat sekolah dan satu pusat kesehatan, tidak dapat beroperasi. Penutupan ini akibat baku tembak.

"Tindakan mendesak diperlukan untuk memastikan mereka yang terluka memiliki akses ke perawatan medis," ujar UNRWA.

Badan PBB itu menyerukan agar semua pihak memutus lingkaran kekerasan yang meningkat tersebut. Sedangkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyatakan keprihatinan yang mendalam tentang perkembangan di wilayah pendudukan Tepi Barat.

"Dia menegaskan bahwa semua operasi militer harus dilakukan dengan penuh hormat terhadap hukum kemanusiaan internasional," kata juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq dikutip dari //Anadolu Agency//.

Haq memilih untuk tidak mengutuk serangan Israel dan malah meminta para pihak untuk menahan diri. "Israel mampu melakukan operasi keamanan, itu harus dilakukan sedemikian rupa sehingga menghindari korban sipil dan penghancuran infrastruktur sipil," kata juru bicara itu menanggapi pertanyaan berulang kali.

Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah , Tor Wennesland sebelumnya mengatakan di Twitter, bahwa ketegangan yang meningkat di Jenin sangat berbahaya. "Operasi itu dilakukan setelah berbulan-bulan meningkatnya ketegangan yang sekali lagi mengingatkan kita pada situasi yang sangat tidak stabil dan tidak terduga di wilayah pendudukan Tepi Barat. Semua harus memastikan penduduk sipil dilindungi," ujarnya.

Wennesland telah menjalin hubungan dengan semua pihak. Namun dia menekankan perlunya untuk segera meredakan situasi dan memastikan akses kemanusiaan dan pengiriman pasokan medis dan lainnya yang diperlukan ke Jenin.

Menteri Kesehatan Palestina Mai Al-Kaila mengatakan kepada //Aljazirah//, situasi di kamp pengungsi Jenin menjadi sangat sulit. “Jaringan air dan jaringan listrik rusak, terutama di dalam pengungsian, yang membuat hidup para pengungsi semakin sulit,” ujarnya.

“Situasi kesehatan benar-benar sangat kritis," kata Al-Kaila.

Al-Kaila menjelaskan, rumah sakit penuh sesak dengan mereka yang terluka dalam serangan Israel. Para pekerja berjuang untuk tiba di pusat kesehatan akibat kekerasan tersebut.

Tapi, Kementerian Kesehatan telah menyiapkan rumah sakit setempat untuk serangan semacam itu. “Perbekalan medis dan obat-obatan diangkut ke rumah sakit. Itu akan cukup untuk tiga bulan. Dan itu dilakukan minggu lalu, karena kami mengantisipasi bahwa Israel akan melakukan agresi ke Kegubernuran Jenin,” kata Al-Kaila.

Menurut Kementerian Kesehatan, sembilan warga Palestina meninggal dunia oleh tembakan tentara Israel di Tepi Barat pada Senin (3/7/2023) pagi, termasuk delapan di Jenin. Setidaknya 50 warga Palestina lainnya terluka.

Ketegangan telah memuncak di Tepi Barat dalam beberapa bulan terakhir di tengah serangan berulang Israel ke kota-kota Palestina. Hampir 190 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak awal tahun ini. Setidaknya 25 orang Israel juga tewas dalam serangan terpisah selama periode yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement