Rabu 05 Jul 2023 06:45 WIB

Putin Pastikan Stabilitas dan Persatuan di Rusia

Rusia berhasil meredam pemberontakan yang dilakukan oleh kelompok Wagner.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Presiden Vladimir Putin meyakinkan para pemimpin Asia tentang stabilitas dan persatuan Rusia.
Foto: AP Photo/Pavel Bednyakov, Sputnik
Presiden Vladimir Putin meyakinkan para pemimpin Asia tentang stabilitas dan persatuan Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Vladimir Putin meyakinkan para pemimpin Asia tentang stabilitas dan persatuan Rusia, setelah aksi pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran Grup Wagner. Hal ini disampaikan Putin dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) secara virtual, Selasa (4/7/2023).

"Rakyat Rusia terkonsolidasi lebih dari sebelumnya. Lingkaran politik Rusia dan seluruh masyarakat dengan jelas menunjukkan persatuan mereka dan rasa tanggung jawab yang tinggi atas nasib Tanah Air ketika mereka menanggapi sebagai front persatuan melawan upaya pemberontakan bersenjata," ujar Putin.

Baca Juga

Penekanan Putin pada persatuan Rusia tampaknya menunjukkan bahwa dia ingin menghilangkan keraguan tentang otoritasnya sendiri di panggung dunia, setelah pemberontakan singkat yang dipimpin oleh pendiri Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin. Pada 24 Juni, pejuang Wagner menguasai kota selatan Rusia dan bergerak maju menuju Moskow.

Pemberontakan itu berhasil diredam dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko. Sejak itu, Putin berterima kasih kepada tentara dan dinas keamanan Rusia karena telah mencegah kekacauan dan perang saudara.

Dalam pidatonya, Putin berterima kasih kepada anggota SCO yang telah menyatakan dukungan mereka atas upaya Rusia untuk melindungi tatanan konstitusional, kehidupan dan keamanan warga negara. Putin mengatakan, Rusia akan menentang tekanan Barat, sanksi dan provokasi atas operasi militer khusus di Ukraina.

Putin mengatakan, Moskow berencana untuk meningkatkan hubungan dengan negara anggota SCO, dan mendukung transisi penyelesaian mata uang lokal dalam perdagangan luar negeri. Rusia menganggap Cina, India, dan Iran sebagai mitra utama dalam menghadapi Amerika Serikat dan melawan upaya Washington untuk mendikte tatanan dunia.

Putin mengatakan kepada kelompok SCO bahwa ada peningkatan risiko krisis ekonomi dan keuangan global baru yang dipicu oleh utang negara maju, serta memburuknya ketahanan pangan dan lingkungan.

"Dan semua masalah ini, yang masing-masing kompleks dan beragam dengan caranya sendiri, secara keseluruhan mengarah pada peningkatan potensi konflik yang nyata," kata Putin.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement