Rabu 05 Jul 2023 11:52 WIB

Rusia Rekrut 185 Ribu Tentara Baru untuk Perkuat Pasukan di Ukraina

Hingga kini, Rusia tidak pernah merilis jumlah pasukannya yang tewas di medan perang.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Militer Rusia (ilustrasi)
Foto: Reuters
Militer Rusia (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev pada Selasa (4/7/2023) mengatakan, sebanyak 185.000 rekrutan baru telah bergabung dengan tentara Rusia sebagai tentara kontrak profesional sejak awal tahun. Langkah ini berlangsung saat Moskow mencoba memperkuat pasukannya yang telah menderita kerugian besar di Ukraina.

Tahun lalu Rusia mengumumkan rencana untuk meningkatkan ukuran angkatan bersenjatanya lebih dari 30 persen menjadi 1,5 juta personel tempur. Keputusan ini diambil karena banyaknya personel militer yang berguguran dalam perang di Ukraina. Hingga kini, Rusia tidak pernah merilis jumlah pasukannya yang tewas di medan perang.

Baca Juga

Pemerintah Rusia menyebarkan poster iklan untuk menarik warganya bergabung sebagai tentara kontrak. Poster itu terpampang di seluruh kota Rusia dan televisi.

“Menurut Kementerian Pertahanan, dari 1 Januari hingga 4 Juli, lebih dari 185 ribu orang diterima ke dalam jajaran Angkatan Bersenjata, di mana sekitar 109 ribu di antaranya adalah cadangan, serta kategori warga negara lain yang dipanggil melayani di bawah kontrak," kata Medvedev.

Dalam sebuah video yang diunggah di Telegram, Medvedev mengatakan, hampir 10.000 rekrutan baru telah bergabung pekan lalu, sejak pemberontakan singkat oleh kelompok tentara bayaran Grup Wagner. Presiden Rusia, Vladimir Putin memberikan pilihan kepada para pejuang Wagner untuk mendaftar sebagai tentara reguler.

“Saya ingin secara khusus mencatat bahwa upaya pemberontakan bersenjata tidak mengubah sikap warga untuk mengontrak layanan di zona operasi militer khusus,” kata Medvedev, mengacu pada konflik di Ukraina.

Medvedev awal tahun ini ditunjuk untuk berperan mengawasi produksi militer dalam negeri Rusia. Medvedev mengatakan, pabrik-pabrik bekerja sepanjang waktu untuk memasok persenjataan bagi tentara di Ukraina. Dia mengusulkan agar aset yang disita dari penjahat, termasuk kapal dan mobil berkecepatan tinggi, juga harus diserahkan kepada militer. Medvedev mengatakan jaksa penuntut, layanan keamanan FSB, dan lembaga lain harus bekerja sama dengan Kementerian Pertahanan untuk mengambil langkah-langkah dalam mentransfer peralatan tersebut ke pasukan Rusia sesegera mungkin.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement