REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Seorang Palestina menabrakkan sebuah truk pikap ke pejalan kaki di Tel Aviv, Israel, kemudian menyerang melukai delapan orang pada Selasa (4/7/2023). Serangan tersebut diklaim oleh milisi Hamas sebagai pembalasan atas operasi besar Israel di tepi Barat.
Sekitar lima orang dalam kondisi serius atas penyerangan tersebut. Situs berita Israel Ynet mengatakan, salah satu korban adalah perempuan hamil, tetapi rumah sakit tidak dapat memastikannya karena alasan privasi.
Polisi melaporkan, pelaku penyerangan berusia 20 tahun berasal dari wilayah pendudukan Tepi Barat itu ditembak mati oleh seorang warga sipil bersenjata. Badan keamanan Shin Bet Israel mengatakan, dia memasuki Israel tanpa izin dan tidak memiliki catatan pelanggaran keamanan.
Hamas mengeklaim penyerang sebagai salah satu anggotanya. Kelompok yang memimpin Jalur Gaza ini mengatakan, tindakan itu adalah tindakan membela diri dalam menghadapi pembantaian Zionis yang sedang berlangsung di Jenin.
Video CCTV yang beredar daring menunjukkan sebuah truk pikap menaiki trotoar dan jalur sepeda di luar mal dengan kecepatan tinggi, menabrak setidaknya dua orang. Pengemudi terlihat keluar melalui jendela, menikam pengunjung kafe dan mengejar orang lain dengan pisau di tangan.
"Saya melihat pikap abu-abu itu berhenti dengan kecepatan puncak dan menabrak halte bus, dengan kuat. Pada detik pertama Anda mengira itu bisa jadi kesalahan pengemudi," kata Liron Bahash, seorang guru olahraga yang berada di lokasi kejadian saat istirahat makan siang.
"Dia keluar melalui jendela, bukan pintu, seperti di film, dengan pisau di tangan dan mulai mengejar warga sipil. Sekarang Anda mengerti itu serangan. Kami lari menyelamatkan diri," kata Bahash.
Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir datang ke tempat kejadian dan mengulangi seruannya agar warga membawa senjata untuk menggagalkan serangan jalanan. "Begitu Israel memulai aktivitasnya di Jenin, kami tahu bahwa terorisme akan mencoba bangkit," katanya.