Kamis 06 Jul 2023 12:16 WIB

Diwawancarai BBC, Naftali Bennett Benarkan Tindakan Militer Israel di Kamp Pengungsi Jenin

Militer Israel membunuh empat anak-anak Jenin di bawah usia 18 tahun.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Warga Palestina berjalan melewati rumah yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Rabu, (5/7/2023).
Foto: AP/Nasser Nasser
Warga Palestina berjalan melewati rumah yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Rabu, (5/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV --  Mantan perdana menteri Israel Naftali Bennett membenarkan tindakan militer Israel dalam melakukan operasi di Jenin, wilayah pendudukan Tepi Barat. Dia terus menggunakan pengandaian dalam menggambarkan tindakanan yang dinilai sebagai upaya menumpas sarang teror.

Dalam sebuah wawancara dengan penyiar BBC Anjana Gadgil, Bennett menegaskan langkah militer Israel sudah benar di Kamp Pengungsian Jenin. Bahkan saat membunuh empat anak-anak di bawah usia 18 tahun.

Baca Juga

Menurut Bennett, semua yang mati dalam operasi tersebut adalah teroris. "Teroris, tapi anak-anak," ujar pembawa acara BBC menjawab pernyataan tersebut.

Bennett pun membuat pengandaian dengan menyatakan, jika ada anak Palestina berusia 17 tahun membunuh keluarga Gadgil dan memaksa tanggapannya. "Bagaimana kamu menyebut orang berusia 17 tahun dengan senjata menembak dan keluargamu?," ujarnya.

Gadgil menegaskan, pembicaraan itu tidak membahas tentang pegadaian tersebut. Dia pun menegaskan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut para korban tersebut adalah anak-anak, walau Israel mencap mereka adalah teroris.

"PBB mendefinisikan mereka adalah anak-anak, kita tahun terdapat empat orang berusia antara 16 hingga 18 tahun dalam penyerangan yang ditargetkan, jangan lupakan, ini penyerangan yang ditargetkan," ujar Gadgil.

Bennet kembali melakukan pegadaian dengan mencontohkan jika ada lokasi pusat teror 50 km dari London. Dia yakin, lawan bicaranya akan mengirimkan serangan ke lokasi tersebut.

"Kami tidak banyak pilihan, faktanya kita melihat kebangkitan teror di Jenin karena Israel tidak ada di sana, kami meninggalkan Jenin 30 tahun yang lalu pada awal 90'an," ujar Bennett mengklaim area yang tidak dijaga pasukan Israel  akan menjadi area teror.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement