Kamis 06 Jul 2023 13:11 WIB

Insiden Pembakaran Alquran Buat Swedia Terpecah

Pembakaran Alquran memicu perdebatan di Swedia tentang batasan kebebasan berbicara

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Demonstran memamerkan dan menginjak bendera Swedia tiruan saat protes terhadap pembakaran salinan Alquran di Swedia, di Karachi, Pakistan, Ahad (2/7/2023).
Foto:

Sementara itu, Pemerintah Swedia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa mereka menolak keras tindakan Islamofobia yang dilakukan oleh individu di Swedia, karena tidak mencerminkan pendapat Pemerintah Swedia. Pernyataan ini menimbulkan kritik dari beberapa komentator di Swedia. Mereka mengatakan, pemerintah perlu membela kebebasan berbicara dan menahan diri untuk tidak menghakimi protes individu.

“Saya pikir itu luar biasa dan sangat tidak pantas bagi pemerintah untuk mengkritik demonstrasi individu yang dilakukan oleh seseorang yang, bagaimanapun juga, tetap berada dalam batas-batas hukum, yang hanya menggunakan kebebasan berekspresi konstitusionalnya," ujar Nils Funcke, seorang pendukung kebebasan berbicara terkemuka Swedia, mengatakan kepada penyiar publik SVT.

Swedia khawatir situasinya mulai mirip dengan kemarahan yang dihadapi Denmark dari negara-negara Muslim pada 2006 setelah penerbitan karikatur Nabi Muhammad di surat kabar. Ketika itu, konsulat dan kedutaan Denmark dibakar dan para kartunis menghadapi ancaman pembunuhan dari kelompok radikal. Upaya pejabat Denmark untuk menjelaskan bagaimana karikatur semacam itu dilindungi di bawah kebebasan berbicara ditolak secara luas di dunia Muslim.

Ranstorp mencurigai insiden pembakaran Alquran terbaru, karena bertepatan ketika pejabat Swedia dan Turki bersiap untuk mengadakan pembicaraan tentang aksesi NATO. “Kami memiliki kekuatan asing, seperti Rusia misalnya, yang menyebarkan informasi dalam bahasa Arab tentang ini.  Kami memiliki Turki, yang menggunakannya untuk pengaruh dalam debat NATO,” kata Ranstorp.

Pria Irak di belakang protes tersebut mengatakan kepada media Swedia bahwa, aksi protes itu ditujukan untuk menyerang Islam dan bukan terkait dengan aksesi Swedia ke NATO. Dinas Keamanan Swedia telah memperingatkan bahwa ada campur tangan Rusia dalam masyarakat Swedia.

“Secara umum, Dinas Keamanan Swedia melihat bagaimana negara-negara otoriter, seperti Rusia, menggunakan proksi untuk mengacaukan atau memengaruhi opini publik dan pengambilan keputusan Swedia,” kata juru bicara Dinas Keamanan Swedia, Adam Samara.

Swedia dan Finlandia bergegas mengajukan aplikasi keanggotaan NATO setelah invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina tahun lalu. Rusia menanggapi langkah Swedia dan Finlandia itu dengan peringatan tentang konsekuensi politik-militer yang serius dan pembalasan oleh federasi Rusia.

Finlandia bergabung dengan NATO pada April. Sementara, Turki dan Hongaria adalah satu-satunya negara NATO yang belum meratifikasi aksesi Swedia. Untuk dapat bergabung dengan NATO, Swedia harus mendapatkan persetujuan dari seluruh anggota.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement