REPUBLIKA.CO.ID, MINSK -- Pemimpin tentara bayaran Grup Wagner, Yevgeny Prigozhin dikabarkan berada di St. Petersburg, Rusia. Sementara pasukannya tetap berada di kamp-kamp di Belarusia.
Pada Jumat (23/6/2023) malam, Prigozhin mengerahkan angkatan bersenjata lengkapnya untuk beraksi di jalan-jalan Rusia Selama berminggu-minggu, bahkan berbulan-bulan, dia berargumen bahwa perang Rusia di Ukraina sangat buruk dan para elit tidak peduli berapa banyak nyawa orang Rusia yang hilang.
Namun pasukan Grup Wagner mundur dari markas militer Rusia di Rostov-on-Don pada Sabtu (24/6/2023). Pasukan Wagner mundur setelah menyetujui kesepakatan bahwa mereka akan berada di Belarusia, dan Rusia tidak mengambil tindakan hukum apa pun terhadap pasukan Wagner. Prigozhin mengatakan, pemberontakan itu tidak bertujuan untuk kudeta melainkan aksi protes semata.
Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko membantu menengahi kesepakatan untuk Prigozhin dengan imbalan jaminan keamanan untuk dirinya dan tentaranya, termasuk izin untuk pindah ke Belarusia. Pekan lalu, Lukashenko mengatakan bahwa Prigozhin berada di Belarusia.
Namun pada Kamis (6/7/2023), Lukashenko mengatakan kepada wartawan internasional bahwa Prigozhin berada di St. Petersburg dan pasukan Wagner masih berada di kamp mereka.
Sebelumnya Prigozhin mengklaim pasukannya telah datang dalam jarak 200 kilometer dari Moskow. Prigozhin memerintahkan mereka untuk menghentikan pergerakan di bawah kesepakatan yang ditengahi oleh Lukashenko.
Pemberontakan pasukan Wagner merupakan ancaman terbesar bagi Presiden Rusia Vladimir Putin selama lebih dari dua dekade berkuasa. Pemberontakan ini mengungkap kelemahan Kremlin.
Putin meyakinkan para pemimpin Asia tentang stabilitas dan persatuan Rusia, setelah aksi pemberontakan oleh kelompok tentara bayaran Grup Wagner. Hal ini disampaikan Putin dalam konferensi tingkat tinggi (KTT) Organisasi Kerjasama Shanghai (SCO) secara virtual, Selasa (4/7/2023).
"Rakyat Rusia terkonsolidasi lebih dari sebelumnya. Lingkaran politik Rusia dan seluruh masyarakat dengan jelas menunjukkan persatuan mereka dan rasa tanggung jawab yang tinggi atas nasib Tanah Air ketika mereka menanggapi sebagai front persatuan melawan upaya pemberontakan bersenjata," ujar Putin.
Penekanan Putin pada persatuan Rusia tampaknya menunjukkan bahwa dia ingin menghilangkan keraguan tentang otoritasnya sendiri di panggung dunia, setelah pemberontakan singkat yang dipimpin oleh Prigozhin. Pemberontakan itu berhasil diredam dalam kesepakatan yang ditengahi oleh Presiden Lukashenko. Sejak itu, Putin berterima kasih kepada tentara dan dinas keamanan Rusia karena telah mencegah kekacauan dan perang saudara.