Jumat 07 Jul 2023 10:04 WIB

UEA Sumbang 15 Juta Dolar AS untuk Bangun Kembali Kamp Jenin yang Dirusak Israel

Militer Israel melakukan operasi militer di kamp pengungsi Jenin selama dua hari.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nidia Zuraya
Seorang wanita Palestina berjalan di jalan yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Rabu, (5/7/2023).
Foto: AP/Majdi Mohammed
Seorang wanita Palestina berjalan di jalan yang rusak di kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat, Rabu, (5/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Uni Emirat Arab (UEA) berjanji untuk memberikan 15 juta dolar AS untuk membantu membangun kembali kamp pengungsi Jenin. Area itu telah hancur akibat operasi militer Israel yang paling intens di wilayah pendudukan Tepi Barat dalam hampir dua dekade.

Janji pendanaan datang setelah serangan selama dua hari menghancurkan jalan-jalan sempit dan lorong-lorong kamp. Operasi itu membuat ribuan orang meninggalkan rumah dan 12 warga Palestina dan satu tentara Israel meninggal dalam pertempuran itu.

Baca Juga

Kantor berita milik pemerintah UEA WAM melaporkan, bahwa dana itu akan diberikan kepada badan PBB yang membantu pengungsi Palestina (UNRWA). Sumbangan ini digunakan untuk membangun kembali rumah dan bisnis yang rusak dan layanan badan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tersebut.

UNRWA mengatakan, beberapa fasilitasnya sendiri, termasuk jendela dan dinding pusat kesehatan dan jalan menuju sekolahnya, mengalami kerusakan. Pada konferensi donor bulan lalu, penggalangan dana UNRWA kurang dari 300 juta dolar untuk terus membantu warga Palestina, dengan negara-negara hanya menjanjikan 107 juta dolar AS. Kekurangan itu terjadi bahkan setelah Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan, UNRWA berada di ambang kehancuran finansial.

Israel melancarkan invasi di kamp tersebut pada Senin (3/7/2023). Pengerahan pasukan berskala besar ini diklaim untuk menghancurkan dan menyita senjata para milisi. Pasukan militer Israel pun melakukan serangan udara dan mengirim ratusan tentara dalam operasi yang mengingatkan pada periode berdarah dua dekade lalu atau dikenal sebagai intifada kedua.

Serangan besar-besaran itu terjadi di tengah lonjakan kekerasan selama lebih dari setahun yang menciptakan tantangan bagi pemerintah sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Koalisinya didominasi oleh ultranasionalis yang menyerukan tindakan lebih keras terhadap militan Palestina.

Lebih dari 140 warga Palestina meninggal tahun ini di Tepi Barat, dengan serangan Palestina yang menargetkan warga Israel telah menewaskan sedikitnya 25 orang, termasuk penembakan bulan lalu yang menewaskan empat pemukim.

Israel merebut Tepi Barat, Yerusalem timur, dan Jalur Gaza dalam perang Timur Tengah 1967. Orang-orang Palestina mencari wilayah-wilayah itu untuk negara merdeka.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement