REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan akan mendukung aksesi Swedia ke Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Namun langkah tersebut bakal diambil jika Uni Eropa memulai kembali proses pembicaraan tentang keanggotaan di perhimpunan Benua Biru.
“Pertama, buka jalan untuk keanggotaan Turki di Uni Eropa, dan kemudian kami akan membukanya untuk Swedia, sama seperti kami membukanya untuk Finlandia,” kata Erdogan sebelum bertolak ke Vilnius, Lithuania, untuk menghadiri KTT NATO, Senin (10/7/2023), dikutip Al Arabiya.
Erdogan mengungkapkan, hal itu pun dia sampaikan ketika menjalin pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Ahad (9/7/2023). “Saya ingin menggarisbawahi satu kenyataan. Turki telah menunggu di pintu depan Uni Eropa selama 50 tahun,” ujar Erdogan.
“Hampir semua anggota NATO adalah anggota Uni Eropa. Saya sekarang berbicara kepada negara-negara ini, yang membuat Turki menunggu lebih dari 50 tahun, dan saya akan berbicara kepada mereka lagi di Vilnius,” tambah Erdogan.
Saat ini Swedia sedang berusaha memperoleh keanggotaan NATO. Namun upaya mereka masih terganjal oleh penentangan Turki. Penolakan Turki atas masuknya Swedia ke NATO terkait dengan kebijakan negara tersebut atas kelompok milisi Kurdi, seperti Partai Pekerja Kurdistan (PKK).
Ankara menuding Swedia dan negara tetangganya Finlandia tak mendukung upaya perlawanan terhadap PKK dan Unit Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG). Turki diketahui telah menetapkan dua kelompok tersebut sebagai organisasi teroris. Berbeda dengan Swedia, Turki telah memberi persetujuan bagi keanggotaan Finlandia. Helsinki resmi menjadi anggota ke-31 NATO pada April lalu.
Pada 6 Juli 2023 lalu, perwakilan menteri luar negeri Turki dan Swedia melakukan pertemuan. Namun Swedia gagal meyakinkan Turki untuk menerima keanggotaan Stockholm di NATO. Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg diagendakan menggelar pertemuan dengan Erdogan dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson di sela-sela KTT NATO di Vilnius.
Sebelumnya Stoltenberg telah meminta Turki berhenti melakukan penentangan terhadap upaya Swedia bergabung dengan aliansi tersebut. Menurut Stoltenberg, Stockholm telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi komplain keamanan yang dilayangkan Ankara.
“Swedia telah mengambil langkah nyata yang signifikan untuk memenuhi keprihatinan Turki. Swedia telah memenuhi kewajibannya,” kata Stoltenberg kepada awak media usai melakukan pertemuan dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul, 4 Juni 2023 lalu.
Stoltenberg menekankan, keanggotaan Swedia tidak hanya akan membuat negara tersebut aman, tapi juga memperkuat NATO, termasuk di dalamnya Turki. “Saya berharap menyelesaikan aksesi Swedia secepat mungkin,” ujarnya.