REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Menteri Industri Strategis Ukraina Oleksandr Kamyshin mengatakan pada Senin (10/7/2023), perusahaan pertahanan Turki Baykar telah mulai membangun pabrik di Ukraina. Pabrik ini untuk memproduksi drone Bayraktar.
“Mereka telah mulai membangun pabrik di tanah [dalam praktik], bukan dalam memorandum [teoritis]. Kami telah beralih ke langkah nyata," ujar Kamyshin di televisi nasional seperti dilansir media Ukraina Hromadske.
Kamyshin menyatakan, produksi secara resmi akan dilakukan di wilayah Ukraina. "Ini adalah pabrik besar yang sama untuk Bayraktars, yang dinegosiasikan beberapa tahun lalu,” katanya.
Pada Oktober 2022, CEO Baykar mengungkapkan rencana untuk menyelesaikan pembangunan pabrik di Ukraina dalam jangka waktu dua tahun. Pengumuman ini muncul setelah Baykar mendapatkan pengakuan signifikan atas keefektifan drone-nya dalam melawan pasukan Rusia.
Drone udara yang dipasok oleh perusahan swasta Turki ini memainkan peran penting dalam pertahanan Ukraina, terutama pada minggu-minggu awal invasi Rusia. Pesawat tanpa awak ini berhasil melawan sistem lapis baja dan anti-pesawat Rusia.
Keputusan untuk mendirikan pabrik manufaktur di Ukraina merupakan bagian dari kesepakatan antara Turki dan Ukraina. Penandatangan tersebut tepat sebelum invasi Rusia pada 24 Februari 2022.
Menurut Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov, drone yang diproduksi di pabrik tersebut akan dilengkapi dengan mesin buatan Ukraina. Fasilitas tersebut juga, menurut laporan surat kabar Ukrainska Pravda pada Februari 2022, akan mencakup pusat pelatihan untuk pilot Ukraina.
Bayraktar TB2 adalah drone tempur canggih dan berkemampuan tinggi. Armada itu telah mendapatkan pengakuan internasional atas efektivitas operasionalnya dan telah berhasil digunakan dalam berbagai operasi militer.
TB2 adalah kendaraan udara tak berawak (UAV) dengan ketinggian menengah dan daya tahan lama. Drone ini dilengkapi dengan sistem canggih seperti kamera resolusi tinggi, sensor termal, dan amunisi berpemandu laser.
Dengan daya tahan penerbangan lebih panjang dan kemampuan intelijen waktu nyata, Bayraktar TB2 memberikan dukungan pengawasan, pengintaian, dan akuisisi target yang berharga bagi pasukan darat. UAV ini juga dapat memberikan serangan presisi pada sasaran musuh, termasuk kendaraan lapis baja, benteng, dan personel.
TB2 secara efektif berkontribusi pada kemampuan udara Turki dan meningkatkan efektivitas operasionalnya di medan perang. Armada ini terbukti menjadi aset yang serbaguna dan andal, menunjukkan pentingnya drone tempur dalam peperangan modern.
Perusahaan Baykar mengatakan, sejauh ini telah ada perjanjian ekspor yang ditandatangani dengan 30 negara untuk Bayraktar TB2. Drone tempur telah digunakan di berbagai wilayah di seluruh dunia.
Satu penyebaran penting dari TB2 terjadi di Suriah karena memainkan peran penting dalam memberikan dukungan udara kepada pasukan Turki yang terlibat dalam operasi melawan kelompok lawan. Kemampuan pengawasan dan serangan presisi TB2 berkontribusi pada efektivitas operasi militer Turki dan membantu meminimalkan risiko terhadap pasukan darat.
Bayraktar TB2 juga telah dikerahkan di Libya untuk mendukung Pemerintah Government of National Accord (GNA) selama konflik melawan Libyan National Army (LNA). Kemampuan drone untuk melakukan misi intelijen, pengawasan, dan pengintaian (ISR), serta kemampuan serangan presisi, memberikan dukungan penting bagi pasukan GNA.
Selain itu, Bayraktar TB2 telah diekspor ke beberapa negara, antara lain Qatar dan Azerbaijan. Negara-negara ini telah menggunakan drone dalam operasi dan konflik militer, memanfaatkan kemampuan pengawasan dan daya tembaknya.