Selasa 11 Jul 2023 13:27 WIB

Intelijen AS: Iran tak Kembangkan Senjata Nuklir

Intelijen AS menyimpulkan Iran tidak sedang mengembangkan senjata nuklir

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan Iran tidak sedang mengembangkan senjata nuklir.
Foto: VOA
Intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan Iran tidak sedang mengembangkan senjata nuklir.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Intelijen Amerika Serikat (AS) menyimpulkan Iran tidak sedang mengembangkan senjata nuklir. Tapi lonjakan aktivitas nuklir di negara itu dapat membantu Teheran memiliki senjata nuklir.

Asesmen yang dirilis Kantor Direktorat Intelijen Nasional AS pada Senin (10/7/2023) menyebutkan Iran meningkatkan kapasitas untuk memproduksi bom atom sejak 2020. Tapi sejauh ini berhenti di titik itu.

Baca Juga

Temuan ini sesuai dengan asesmen AS sebelumnya mengenai program nuklir Iran. Meski banyak anggota Kongres dan pihak-pihak lain di AS meragukan kesimpulan tersebut.

Sejak awal menjabat pemerintah Presiden AS Joe Biden mempertahankan posisi untuk kembali ke kesepakatan nuklir Iran 2015 atau Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Beberapa bulan terakhir upaya tersebut semakin rumit setelah kapal negosiator Rob Malley diskors bulan lalu karena sedang diselidiki atas tuduhan salah mengelola informasi rahasia.

"Saat ini Iran tidak melakukan kegiatan pengembangan senjata nuklir yang diperlukan untuk menghasilkan perangkat nuklir yang teruji," kata kata intelijen AS dalam laporan setebal dua halaman.

Namun, tambah laporan itu, Iran melakukan "aktivitas penelitian dan pengembangan yang dapat membawa (mereka) lebih dekat untuk memproduksi bahan fisi yang diperlukan untuk menyelesaikan perangkat nuklir."

Laporan tersebut mengatakan dalam hal itu Iran masih melanggar kesepakatan JCPOA mengenai pengayaan uranium yang disepakati dengan negara-negara besar. Pemerintah mantan Presiden Donald Trump menarik AS dari JCPOA pada 2018 lalu.

"Iran terus meningkatkan ukuran dan tingkat pengayaan persediaan uraniumnya melebihi batas JCPOA," kata intelijen AS.

Intelijen AS menambahkan Iran juga melanjutkan penelitian dan pengembangan sentrifugal yang dibatasi JCPOA. Temuan ini didukung temuan inspeksi Badan Energi Atom Internasional.

Selain nuklir dalam laporannya intelijen AS juga mengatakan program rudal balistik Iran masih menjadi ancaman signifikan bagi negara-negara di Timur Tengah. "Iran menekankan peningkatan akurasi, kekuatan mematikan, dan keandalan rudal-rudalnya," kata intelijen AS dalam laporan tersebut.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement