REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – ASEAN dan Cina telah menyepakati Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive Code of Conduct (CoC) untuk wilayah Laut Cina Selatan. Pedoman itu diadopsi dalam pertemuan antara para menteri luar negeri (menlu) ASEAN dengan Direktur Komisi Urusan Luar Komite Sentral Partai Komunis Cina Wang Yi di Jakarta, Kamis (13/7/2023).
“Tahun ini kita telah menandai beberapa tonggak penting saat kita menyelesaikan Guidelines for Accelerating the Early Conclusion of an Effective and Substantive CoC, menyelesaikan pembacaan kedua Single Draft CoC Negotiating Text dan memperingati 20 tahun aksesi Cina ke Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC),” ujar Menlu RI Retno Marsudi saat membuka ASEAN Post Ministerial Conference (PMC) with China di Hotel Shangri-la, Jakarta.
Dia menambahkan, pencapaian-pencapaian tersebut harus terus membangun momentum positif. Hal itu guna mendukung kemitraan yang memajukan paradigma inklusivitas dan keterbukaan, menghormati hukum internasional, serta mempromosikan kebiasaan dialog dan kolaborasi.
Retno mengatakan, dia berharap Cina dapat menjadi mitra ASEAN yang mendukung arsitektur kawasan terbuka dan inklusif. “Hanya melalui ini kita dapat mencapai kerja sama yang saling menguntungkan demi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran bersama di Indo-Pasifik,” ujarnya.
Menlu menambahkan, dia mengandalkan dukungan berkelanjutan Cina untuk implementasi konkret ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), termasuk ASEAN Indo-Pacific Infrastructure Forum (AIPIF) yang bakal digelar pada September mendatang. “Mari kita perkuat kerja sama serta kemitraan kita untuk menjalin kemitraan yang saling menguntungkan yang membawa manfaat bagi kawasan kita dan sekitarnya,” katanya.
Terkait persengketaan di Laut Cina Selatan, hal itu menjadi salah satu fokus isu yang dibahas dalam ASEAN Foreign Ministers Meeting ke-56 di Jakarta. Cina diketahui mengklaim sebagian besar wilayah perairan tersebut sebagai teritorialnya. Klaim itu ditentang sejumlah negara ASEAN yang wilayahnya turut mencakup perairan tersebut, seperti Filipina, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Wilayah Laut Natuna Utara Indonesia juga bersinggungan langsung dengan klaim Cina di Laut Cina Selatan.
ASEAN menyambut kemajuan negosiasi terkait draf tunggal CoC lewat penyelenggaraan ASEAN-China Joint Working Group on the Implementation of the Declaration of Conduct (JWG-DOC) di Jakarta pada 8-10 Maret 2023 lalu. “Kami menyambut inisiatif untuk mempercepat negosiasi CoC, termasuk proposal untuk mengembangkan pedoman untuk mempercepat penyelesaian awal CoC yang efektif dan substantif,” demikian bunyi Chairman Statement of 42nd ASEAN Summit yang dirilis 11 Mei 2023 lalu.
ASEAN menekankan perlunya menjaga dan mempromosikan lingkungan yang kondusif bagi negosiasi CoC. “Kami menekankan pentingnya melakukan langkah-langkah membangun kepercayaan dan pencegahan untuk meningkatkan, antara lain, kepercayaan dan keyakinan di antara para pihak, dan kami menegaskan kembali pentingnya penegakan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982,” kata ASEAN.