Sabtu 15 Jul 2023 06:37 WIB

Blinken: ASEAN Jantung Keterlibatan AS di Indo-Pasifik

ASEAN merupakan jantung keterlibatan Washington di Indo-Pasifik

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan ASEAN merupakan jantung keterlibatan Washington di Indo-Pasifik.
Foto: AP Photo/Dita Alangkara
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan ASEAN merupakan jantung keterlibatan Washington di Indo-Pasifik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan ASEAN merupakan jantung keterlibatan Washington di Indo-Pasifik. Menurut Blinken kawasan itu membentuk lintasan abad ke-21. Ia menambahkan baik di Strategi AS di Indo-Pasifik dan Prospek ASEAN di Indo-Pasifik sama-sama menekankan sentralitas.

"Kami berbagi visi Indo-Pasifik yang bebas, terbuka, makmur, aman, terkoneksi dan berdaya tahan. Dan apa itu artinya? Artinya kawasan di mana negara-negara dapat bebas memilih jalan dan mitranya sendiri; di mana masalah dihadapi dengan terbuka, tidak dengan paksaan, di mana peraturan dicapai dengan transparansi dan diberlakukan dengan adil, di mana gagasan, orang bergerak sesuai hukum dan bebas di darat, udara, laut dan ruang siber, "Blinken dalam pernyataannya, Jumat (14/7/2023).

Baca Juga

Blinken mengatakan karena itu AS meningkatkan hubungan dengan ASEAN menjadi Kemitraan Strategis Komprehensif tahun lalu. "Dan itulah mengapa kami bekerja begitu keras memperkuat hubungan dengan tindakan konkrit," kata Blinken.

Blinken mengatakan AS dan ASEAN bekerja sama untuk memperluas akses internet dan teknologi lain yang dibutuhkan usaha kecil dan menengah untuk bersaing di abad ke-21, membantu masyarakat beradaptasi pada semakin besarnya dampak perubahan iklim, dan membangun daya tahan masyarakat dalam menghadapi perubahan. AS juga bekerja sama dengan AS untuk meningkatkan kapasitas sistem kesehatan untuk memberikan kebutuhan dasar seperti kesehatan ibu dan anak.

"Dialog lima tingkat yang kami masukan dalam Pertemuan Khusus tahun lalu membantu untuk mendorong kemajuan di kesehatan, transportasi, pemberdayaan perempuan, lingkungan, iklim dan energi," kata Blinken.

"Karena tumbuhnya kolaborasi ini, akan semakin banyak mobil listrik, bus listrik, bahkan becak listrik yang akan melintasi jalan-jalan di Jakarta," tambahnya.

Selain itu semakin banyak perempuan yang menerima pelatihan untuk mendukung bisnis dan karir mereka. Semakin banyak pemimpin muda, kata Blinken, yang akan mendapat perangkat yang dibutuhkan untuk mentransformasi masyarakat mereka.

"Seperti pemimpin-pemimpin muda Asia Tenggara yang sama temui pagi ini, yang melakukan segalanya untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, mengadvokasi penyintas korban kekerasan bermotif gender, untuk memberdayakan pengungsi," kata Blinken.

Menteri luar negeri AS itu menambahan kerja sama AS dan ASEAN juga memperdalam upaya mengatasi tantangan kompleks yang berdampak pada kawasan dan dunia. Dalam kesempatan ini Blinken juga menyinggung tentang rezim junta militer Myanmar.

Blinken mengatakan AS dan ASEAN harus menekan pemerintah junta untuk menghentikan kekerasan dan mengimplementasikan Konsensus Lima Poin ASEAN kemudian mengembalikan pemerintah demokratis. Ia mencatat AS baru saja mengumumkan bantuan kemanusiaan tambahan senilai 74 juta dolar AS ke kawasan. Termasuk 61 juta dolar AS untuk membantu masyarakat Rohingnya yang terusir dari Myanmar.

"Kita harus bekerja sama untuk mengakhiri program pemusnah massal dan peluncuran rudal balistik Korea Utara, satu rudal baru saja diluncurkan, yang mengancam rezim non-proliferasi kawasan dan dunia," kata Blinken.

Blinken juga menyinggung mengenai kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur serta stabilitas di Selat Taiwan. Di pertemuan ASEAN ini Blinken mengajak negara-negara di kawasan untuk mendorong perdamaian di Ukraina.

Blinken mengatakan perang Rusia di Ukraina menyalahi prinsip-prinsip Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN dan Piagam PBB. Ia mengatakan korban dari perang itu tidak hanya Ukraina tapi seluruh dunia karena memperburuk krisis energi dan pangan.

"Saat Presiden (Joe) Biden menjamu Pertemuan Khusus bulan Mei tahun lalu, dan saya kutip kami "meluncurkan era baru hubungan AS-ASEAN." Saya tidak bisa memikirkan perubahan lebih penting atau momen lebih penting untuk meningkatkan kemitraan kami," kata Blinken.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement