REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) dilanda tanah longsor dan banjir akibat air di bendungan yang meluap pada Sabtu (15/7/2023). Hujan deras hari ketiga memaksa ratusan orang mengungsi.
Menurut Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan, sekitar 882 orang dievakuasi secara nasional pada pukul 06.00. Jumlah pengungsi diperkirakan akan meningkat karena bendungan di provinsi Chungcheong Utara meluap pada Sabtu pagi.
Pemerintah daerah memerintahkan evakuasi lebih dari 7.000 orang pada suatu waktu. Pada pukul 09.00, lebih dari 2.700 ton air per detik mengalir ke Bendungan Goesan, jumlah maksimum air yang dapat dibuangnya.
Secara nasional, ada dua kematian, satu hilang, dan enam luka-luka pada pukul 06.00. Laporan tambahan tentang jumlah orang yang terkena dampak tanah longsor telah masuk sejak saat itu.
Korea Railroad Corp (KORAIL) telah menghentikan pengoperasian semua kereta lambat dan beberapa kereta cepat. Sementara kereta cepat lainnya mungkin tertunda akibat operasi yang lebih lambat karena tanah longsor, banjir rel, dan bebatuan yang berjatuhan mengancam keselamatan.
Pada Jumat (14/7/2023) malam, sebuah kereta api lambat tergelincir ketika longsor melemparkan tanah dan pasir di atas rel kereta api di provinsi Chungcheong Utara. Tidak ada penumpang di dalamnya, tetapi masinis kereta terluka.
Dalam pertemuan dengan lembaga pemerintah pada Sabtu, Perdana Menteri Korsel Han Duck-soo meminta militer untuk secara aktif bergabung dalam kegiatan penyelamatan. Petugas diminta bekerja sama dengan pejabat pemerintah untuk memobilisasi peralatan dan tenaga.