REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Korea Selatan Yoon Suk-eol melakukan kunjungan mendadak ke Ukraina pada Sabtu (15/7/2023). Kedatangan Yoon bertujuan untuk menawarkan dukungan nyata bagi Ukraina yang serang berperang melawan Rusia.
Kantor Kepresidenan mengatakan, Yoon pergi ke Ukraina bersama istrinya, Kim Keon-hee. Ini adalah kunjungan pertama Yoon sejak Rusia menginvasi Ukraina hampir 17 bulan lalu. Yoon mengunjungi Bucha dan Irpin, dua kota kecil dekat Kiev yang menjadi lokasi penemuan kuburan massal setelah pasukan Rusia mundur dari wilayah ibu kota tahun lalu. Yoon meletakkan bunga di monumen kematian perang.
Yoon dijadwalkan mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Ahad (16/7/2023). Korea Selatan, yang merupakan sekutu utama AS di Asia, ikut menjatuhkan sanksi internasional terhadap Rusia dan telah memberi Ukraina dukungan kemanusiaan serta keuangan kepada Ukraina.
Namun Korea Selatan tidak menyediakan senjata ke Ukraina sejalan dengan kebijakan lama untuk tidak memasok senjata ke negara-negara yang aktif terlibat konflik. Awal bulan ini, Yoon mengatakan, pasokan peralatan penjinak ranjau, ambulans, dan bahan non-militer lainnya akan dikirim menyusul permintaan dari Ukraina.
Yoon mengatakan Korea Selatan telah memberikan dukungan terkait peristiwa hancurnya Bendungan Kakhovka bulan lalu. Pemerintah Rusia dan Ukraina menuduh saling tuduh meledakkan bendungan. Tetapi bukti menunjukkan bahwa Rusia memiliki motif yang lebih besar untuk menyebabkan banjir yang mematikan, membahayakan tanaman, dan mengancam pasokan air minum di wilayah Ukraina.
"Pemerintah Republik Korea berkomitmen kuat untuk secara aktif bergabung dengan Amerika Serikat dan negara demokrasi liberal lainnya dalam upaya internasional untuk mempertahankan kebebasan Ukraina," kata Yoon.
Pada Januari, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berkunjung ke Korea Selatan. Dalam kunjungan itu, Stoltenberg meminta Korea Selatan untuk memberikan dukungan militer langsung ke Ukraina. Stoltenberg mengatakan, Kiev sangat membutuhkan senjata untuk melawan invasi Rusia yang berkepanjangan.
Pada Mei, Yoon bertemu Ibu Negara Ukraina, Olena Zelenska di Seoul. Dalam pertemuan itu Yoon mengatakan, dia akan memperluas bantuan non-militer Korea Selatan ke Ukraina. Juru bicara Yoon, Lee Do Woon, mengatakan pada saat itu bahwa Zelenska tidak meminta pasokan senjata Korea Selatan selama percakapannya dengan Yoon.
Sejak invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, Korea Selatan telah mencapai kesepakatan bernilai miliaran dolar untuk menyediakan tank, howitzer, jet tempur, dan sistem senjata lainnya kepada anggota NATO, Polandia. Seorang pejabat Amerika pada November mengatakan, Amerika Serikat telah setuju untuk membeli 100.000 peluru artileri dari pabrikan Korea Selatan untuk diberikan ke Ukraina. Namun pejabat Korea Selatan telah menyatakan bahwa amunisi itu dimaksudkan untuk mengisi kembali stok AS yang habis.