Senin 17 Jul 2023 19:23 WIB

Satu Keluarga Rusia Jadi Korban Ledakan Jembatan Krimea

Mobil keluarga itu hancur, dan tampak tubuh yang berlumuran darah.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan mobil keluarga itu hancur, dan tampak tubuh yang berlumuran darah.
Foto: AP
Video yang diunggah di media sosial menunjukkan mobil keluarga itu hancur, dan tampak tubuh yang berlumuran darah.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Sepasang suami istri Rusia tewas dalam ledakan di Jembatan Krimea, sementara putri mereka yang berusia 14 tahun terluka. Mereka menjadi korban saat berkendara melintasi Jembatan Krimea pada Ahad (16/7/2023) malam untuk liburan keluarga di pantai Laut Hitam Krimea.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan mobil keluarga itu hancur, dan tampak tubuh yang berlumuran darah. Saat pengemudi lain mencoba memberikan bantuan, terdengar seorang gadis menangis dan merintih. Darah merembes dari pintu ke genangan air di jalan saat salah satu pengemudi lainnya meminta gadis itu untuk tetap tenang.

Baca Juga

Gadis itu bernama Angelina yang berusia 14 tahun. Sementara orangtuanya, yaitu Alexei dan Nataliya meninggal dunia di lokasi kejadian.

"Gadis itu terluka. Hal tersulit adalah orang tuanya meninggal. Tidak ada kata yang bisa menenangkan rasa kehilangan ini," ujar Gubernur Belgorod, Vyacheslav Gladkov melalui aplikasi perpesanan Telegram.

Mobil yang ditumpangi keluarga itu berasal dari wilayah Belgorod, salah satu wilayah perbatasan Rusia yang menyaksikan konflik di negara tetangga Ukraina melintasi perbatasan. Komite Investigasi Rusia mengatakan, Kiev berada di balik serangan itu dan membuka kasus terorisme.

"Dua warga sipil tewas, seorang pria dan seorang wanita yang mengendarai mobil di jembatan. Putri mereka, yang masih di bawah umur, terluka," kata Komite Investigasi Rusia.

Gadis itu menderita luka di kepala dan dadanya. Gadis tersebut dalam sadar dan stabil. Para psikolog siap membantu dan mendampingi anak perempuan itu. Media Rusia mengatakan, keluarga tersebut sedang dalam perjalanan untuk berlibur di Krimea.

Sanksi Barat yang diberlakukan atas perang di Ukraina telah mempersulit orang Rusia untuk bepergian ke Eropa, sehingga membatasi pilihan mereka untuk liburan musim panas.

Seorang kerabat tak dikenal mengatakan kepada kantor berita RBK bahwa keluarga tersebut bepergian bersama dengan saudara lainnya. Mereka menggunakan dua mobil, dan memutuskan berangkat pada malam hari untuk menghindari kemacetan lalu lintas.

"Sekitar jam 3 pagi, keluarga mendengar ledakan pertama, setelah itu lampu padam di jembatan. Setelah ledakan kedua, tidak ada kontak lagi," ujar kerabat itu.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement