REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Bangladesh sedang bergulat dengan wabah demam berdarah (DBD) yang mematikan tahun ini. Pakar kesehatan menyerukan darurat kesehatan masyarakat secara nasional.
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DGHS) menyatakan laporan per 18 Juli 2023, sebanyak 13 kematian akibat DBD dan menjadi jumlah kematian satu hari tertinggi sepanjang tahun ini. Sedangkan, total keseluruhan korban meninggal dunia akibat penyakit itu adalah 127 jiwa, dengan sembilan di antaranya berasal dari ibu kota Dhaka.
Tingkat kematian akibat DBD menjadi yang tertinggi dalam lima tahun. Sementara itu, ada 1.533 rawat inap baru sehingga jumlah total kasus sepanjang tahun ini menjadi 24 ribu.
Dari jenis kelamin, lebih banyak perempuan yang meninggal dunia akibat DBD, sementara pria lebih terpengaruh. kelompok usia antara usia 18-40 tahun lebih terpengaruh dan meninggal. DGHS mengatakan, 24 dari total kematian melibatkan anak-anak.
Menurut data Kementerian Kesehatan, 80 orang meninggal karena DBD pada 18 hari pertama Juli. Sedangkan, pada periode yang sama tahun sebelumnya ada sembilan kematian.
Pakar kesehatan masyarakat di Dhaka tentang situasi DBD yang diselenggarakan oleh Asosiasi Medis Bangladesh (BMA) mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan lebih lanjut karena situasinya sudah di luar kendali. Pakar kesehatan masyarakat Dr. Mushtuq Hussain mengatakan, situasi demam berdarah saat ini menjadi darurat kesehatan masyarakat.
Bangladesh melaporkan jumlah kematian tahunan tertinggi terkait DBD pada 2022. Sebanyak 281 orang meninggal akibat penyakit tersebut.