Kamis 20 Jul 2023 18:02 WIB

Livestreamer Cina Bidik Pasar AS Lewat TikTok

Penjualan siaran langsung belum terlalu populer di AS.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Livestreamer Cina telah melebarkan sayap dengan mengincar pembeli TikTok di Amerika Serikat (AS).
Foto: AP
Livestreamer Cina telah melebarkan sayap dengan mengincar pembeli TikTok di Amerika Serikat (AS).

REPUBLIKA.CO.ID, HONG KONG -- Livestreamer Cina telah melebarkan sayap dengan mengincar pembeli TikTok di Amerika Serikat (AS). Mereka menjajakan segala sesuatu mulai dari tas dan pakaian hingga kristal dengan fokus pada pasar yang berpotensi menguntungkan.

Penjualan melalui siaran langsung di Cina diperkirakan mencapai 4,9 triliun yuan atau setara dengan 676 miliar dolar AS pada akhir tahun. Pembawa acara populer seperti "Raja Lipstik" Austin Li meraup penjualan puluhan juta dolar selama satu siaran langsung.

Baca Juga

Banyak merek, termasuk L'Oreal, Nike, dan Louis Vuitton, mulai menggunakan siaran langsung untuk menjangkau lebih banyak pembeli. Namun, pasar siaran langsung yang sangat kompetitif di Cina telah membuat beberapa tuan rumah beralih ke pasar Barat untuk membuat ceruk bagi diri mereka sendiri.

Contoh saja mantan tutor bahasa Inggris Oreo Deng menjual perhiasan kepada pelanggan AS melalui siaran langsung di TikTok. Dia menyampaikan promosi dalam bahasa Inggris selama sekitar empat hingga enam jam sehari.

"Saya ingin mencoba siaran langsung di TikTok karena selaras dengan pengalaman saya sebagai tutor bahasa Inggris dan pekerjaan saya sebelumnya di e-commerce lintas negara,” kata Deng.

Sejak 2019, platform e-commerce barat seperti Amazon dan Facebook telah bereksperimen dengan penjualan siaran langsung. Langkah ini setelah melihat keberhasilan platform Cina seperti Tmall dan Taobao Alibaba, dan Douyin yang merupakan mitra TikTok di Cina.

TikTok mulai menguji fitur belanja langsungnya tahun lalu. Pedagang terdaftar dari AS, Indonesia, Vietnam, dan Singapura, di antara negara-negara lain, kini dapat menjual melalui siaran langsung secara daring.

Tapi, penjualan siaran langsung belum lepas landas di AS. Menurut perusahaan riset dan penasehat Coresight Research, pasar siaran langsung di AS diperkirakan akan tumbuh hingga 68 miliar dolar AS pada 2026.

Penerimaan yang relatif suam-suam kuku membuat Facebook menutup fitur belanja langsungnya tahun lalu. Adapun TikTok saat ini berhadapan dengan risiko yang berpotensi menghadapi pembatasan karena ketegangan antara Beijing dan Washington.

TikTok yang perusahaan induknya adalah perusahaan teknologi China ByteDance telah dikritik karena hubungan dengan Pemerintah Cina. Aplikasi itu dituduh sebagai risiko keamanan nasional karena data yang dikumpulkannya.

Terlepas dari pengawasan yang dihadapi oleh TikTok, banyak pembawa acara Cina memandang AS sebagai lautan peluang yang luas. Negara itu dinilai sebagai pasar baru yang belum jenuh dengan pembawa acara siaran langsung.

“Ada lebih banyak peluang pertumbuhan untuk menyasar Amerika karena persaingan di Cina sangat ketat,” kata pendiri dan direktur pengelola China Market Research Group di Shanghai Shaun Rein.

Bagi sebagian pembeli AS, format siaran langsung adalah bentuk hiburan yang menarik. Freisa Weaver yang tinggal di Florida terpincut dengan pada siaran langsung TikTok yang menjual kristal 10 bulan lalu.

Dalam siaran itu menggunakan taktik populer yang disebut "sendok keberuntungan". Pembeli membayar harga yang ditentukan untuk menerima beberapa barang acak yang diambil dari wadah besar kristal. TikTok awal tahun ini melarang praktik ini dari siaran langsung untuk mematuhi undang-undang perjudian.

“Saya menemukannya sedang menelusuri TikTok dan pada awalnya saya terhibur oleh orang-orang yang beruntung,” kata Weaver.

Weaver menggambarkan belanja streaming langsung sebagai hobi yang membuat ketagihan. “Sekarang saya menjadi pembeli tetap di beberapa live feed di TikTok," ujarnya.

“Saya pribadi menikmati interaksi dengan pembawa acara dan kemungkinan menemukan sesuatu yang istimewa dan unik hanya untuk saya,” kata Weaver.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement