REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih pada Kamis (20/7/2023) menyesalkan bahwa Henry Kissinger bisa mendapatkan akses lebih banyak dengan beraudiensi bersama pejabat penting Cina di Beijing daripada beberapa pejabat AS yang sedang menjabat saat ini. Pernyataan itu keluar, setelah mantan diplomat tinggi era Perang Dingin tersebut mengadakan pembicaraan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing.
Kissinger, dikenal seorang arsitek normalisasi hubungan antara Washington dan Beijing pada tahun 1970-an, yang saat itu sebagai menteri luar negeri AS dan penasihat keamanan nasional dalam pemerintahan Presiden Richard Nixon dan Gerald Ford. Kissinger disambut dengan hangat sebagai teman lama oleh Presiden China Xi Jinping pada hari Kamis di tengah upaya Beijing dan Washington selalu terganjal dalam memperbaiki hubungan yang renggang.
Gedung Putih mengatakan, mereka mengetahui tentang perjalanan tersebut, tetapi itu adalah kunjungan pribadi oleh seorang warga negara. Sebagai bagian dari pertemuan - pertemuan tersebut, Kissinger yang kini berusia satu abad, juga bertemu dengan diplomat tertinggi Cina Wang Yi dan Menteri Pertahanan Li Shangfu, dimana keduanya telah menolak untuk melakukan pembicaraan langsung dengan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin.
Jenderal Li, yang diangkat pada bulan Maret, masih dikenai sanksi oleh AS atas perannya dalam pembelian senjata pada tahun 2017 dari eksportir senjata terbesar di Rusia, Rosoboronexport. Para pejabat Cina telah berulang kali mengatakan bahwa mereka ingin sanksi-sanksi tersebut, yang diberlakukan pada tahun 2018, dicabut untuk memfasilitasi lancarnya pertemuan dan diskusi.
"Sangat disayangkan seorang warga negara swasta dapat bertemu menteri pertahanan dan melakukan komunikasi, sementara Amerika Serikat tidak," ujar juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby.
"Itu sesuatu yang ingin kami selesaikan. Inilah sebabnya mengapa kami terus mencoba untuk membuka kembali jalur komunikasi militer, karena ketika jalur tersebut tidak terbuka dan Anda mengalami saat seperti ini ketika ketegangan tinggi, salah perhitungan juga, maka risikonya menjadi tinggi," ujar Kirby.
Kirby mengatakan para pejabat pemerintahan AS menantikan untuk mendengar hasil diskusi dari Menteri Kissinger dengan pejabat Cina, ketika dia kembali ke AS. Gedung Putih berharap dapat mendengar apa yang dia dengar, apa yang dia pelajari, apa yang dia lihat.
Ketegangan antara dua negara, AS-Cina dengan ekonomi terbesar di dunia ini telah meningkat karena berbagai isu, termasuk perang di Ukraina, status kenegaraan Taiwan, dan pembatasan perdagangan. Washington telah mencoba untuk membangun kembali jalur komunikasi mengenai isu-isu ini dan isu-isu lainnya melalui kunjungan diplomatik tingkat tinggi baru-baru ini.
Utusan presiden AS John Kerry mengakhiri pembicaraan panjang dengan Beijing untuk memerangi perubahan iklim pada hari Rabu dan Menteri Luar Negeri AS saat ini, Antony Blinken, mengunjungi Beijing bulan lalu. Namun semua pertemuan masih belum menemukan harapan.
Presiden Joe Biden mengatakan bulan lalu ia ingin bertemu Xi dalam beberapa bulan mendatang. Dan beberapa pejabat AS berharap melakukan pembicaraan tatap muka secepatnya setelah KTT Kelompok 20 di New Delhi pada bulan September mendatang, atau pertemuan Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC 2023) yang dijadwalkan pada bulan November di San Francisco.