Sabtu 22 Jul 2023 12:59 WIB

Erdogan dan Putin akan Bahas Upaya Pemulihan Kesepakatan Koridor Laut Hitam

Rusia keluar dari kesepakatan koridor Laut HItam.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
 Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan. ilustrasi
Foto: ap/Alexandr Demyanchuk/Pool Sputnik Kremlin
Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berjabat tangan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan, dia dan Presiden Rusia, Vladimir Putin akan membicarakan tentang pemulihan inisiatif biji-bijian Laut Hitam. Putin dijadwalkan melakukan perjalanan ke Turki pada Agustus mendatang.

Erdogan meminta negara-negara Barat untuk mempertimbangkan tuntutan Rusia dalam kesepakatan koridor biji-bijian Laut Hitam. Erdogan meyakini, pembahasan menyeluruh dengan Putin mengenai kesepakatan biji-bijian dapat memastikan upaya kemanusiaan yang berkelanjutan.

Baca Juga

“Penghentian kesepakatan biji-bijian Laut Hitam akan memiliki serangkaian konsekuensi, mulai dari kenaikan harga pangan global hingga kelangkaan di wilayah tertentu dan berpotensi menyebabkan gelombang migrasi baru,” kata Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan kembali ke Turki dari perjalanan ke negara-negara Teluk dan Siprus utara.

“Saya percaya bahwa dengan membahas masalah ini secara menyeluruh dengan Presiden Putin, kami dapat memastikan kelanjutan dari upaya kemanusiaan ini,” ujar Erdogan.

Pekan lalu Rusia mengumumkan bahwa mereka keluar dari kesepakatan biji-bijian yang ditengahi oleh PBB dan Turki. Kesepakatan ini memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam dengan aman selama setahun terakhir, dan mencabut jaminan navigasi yang aman.  

Moskow mengatakan, mereka akan kembali ke kesepakatan itu jika tuntutannya dipenuhi, yaitu akses yang lebih mudah untuk ekspor makanan dan pupuk ke pasar dunia.  Negara-negara Barat mengatakan, Rusia tidak kesulitan menjual makanan. 

“Kami menyadari bahwa Presiden Putin juga memiliki harapan tertentu dari negara-negara Barat, dan sangat penting bagi negara-negara tersebut untuk mengambil tindakan dalam hal ini,” kata Erdogan.

Rusia menggempur fasilitas ekspor makanan Ukraina untuk hari keempat berturut-turut pada Jumat (21/7/2023), dan mempraktikkan penyitaan kapal di Laut Hitam. Para pemimpin Barat menyebut tindakan Putin ini sebagai upaya untuk lolos dari sanksi dengan mengancam krisis pangan global.

"Saya yakin, tanpa memperpanjang prosesnya, kami akan memastikan kelanjutan inisiatif biji-bijian Laut Hitam," ujar Erdogan. n. Rizky Jaramaya/Reuters 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement