Senin 24 Jul 2023 12:17 WIB

Kondisi Netanyahu Membaik Seusai Pasang Alat Pacu Jantung

Netanyahu merasa sangat baik setelah menerima pemasangan alat pacu jantung

Rep: Dwina Agustin/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, merasa sangat baik setelah menerima pemasangan alat pacu jantung yang tidak terjadwal pada Sabtu (22/7/2023).
Foto: EPA-EFE/ABIR SULTAN
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, merasa sangat baik setelah menerima pemasangan alat pacu jantung yang tidak terjadwal pada Sabtu (22/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, merasa sangat baik setelah menerima pemasangan alat pacu jantung yang tidak terjadwal pada Sabtu (22/7/2023). Pemimpin berusia 73 tahun itu dilarikan ke rumah sakit dekat Tel Aviv pada Sabtu malam. Tindakan itu dilakukan usai monitor jantung yang dipasang seminggu sebelumnya.

Menurut dokter, perdana menteri Israel itu akan keluar rumah sakit pada Senin (24/7/2023). "Seperti yang Anda lihat, saya melakukannya dengan sangat baik," katanya dalam pernyataan video yang menunjukkan dia duduk, tersenyum, dan mengenakan blazer.

Baca Juga

Netanyahu dilarikan ke rumah sakit setelah alat monitor jantung mendiagnosis 'dehydration episode' yang kemudian berkembang dan mendeteksi adanya aritmia sementara. Namun, ternyata hasil diagnosis itu mengharuskan Netanyahu mendapatkan alat pacu jantung.

Netanyahu sedang menghadapi krisis dalam negeri terbesar dalam kepemimpinannya. Dia menghadapi desakan atas keputusan pemerintah sayap kanan untuk melakukan reformasi peradilan.

"Kami sedang melakukan upaya untuk menyelesaikan undang-undang serta upaya untuk melakukan ini melalui konsensus, tetapi bagaimanapun saya ingin Anda tahu bahwa besok pagi saya akan bergabung dengan rekan-rekan saya di Knesset," ujar Netanyahu mengonfirmasi kehadirannya dalam pemungutan suara di parlemen Israel.

Anggota parlemen pada akhir pekan mulai memperdebatkan rancangan aturan baru tersebut. Rancangan itu akan mengubah undang-undang yang memungkinkan Mahkamah Agung membatalkan keputusan yang dibuat oleh pemerintah dan menteri yang dianggap tidak masuk akal.

Hasil jajak pendapat yang disiarkan oleh penyiar nasional Kan menemukan, 46 persen warga Israel menentang amandemen versus 35 persen yang mendukung, sedangkan 19 persen masih ragu-ragu. Federasi buruh Histadrut mengusulkan versi Rancangan Undang-Undang yang diperkecil.

Pemimpin oposisi sentris Yair Lapid mengatakan, tawaran tersebut bisa menjadi dasar untuk pembicaraan kompromi baru. Namun, partai Likud Netanyahu mengatakan itu terlalu dekat dengan posisi Lapid.

Presiden Isaac Herzog bertemu Netanyahu di rumah sakit pada Ahad. Pertemuan ini diharapkan menutup keretakan antara koalisi penguasa agama-nasionalis dan partai-partai oposisi.

"Ini darurat. Kesepakatan harus dicapai," kata Herzog yang menengahi pembicaraan pada Maret-Juni tetapi sia-sia.

Knesset dengan koalisi Netanyahu memegang mayoritas akan mengadakan pemungutan suara akhir untuk mengesahkan pembatasan kekuasaan Mahkamah Agung pada Senin. Reformasi yang disahkan menjadi undang-undang ini ditakuti para kritikus.

Mereka menilai, aturan baru itu bertujuan untuk mengekang independensi peradilan dan mempengaruhi kasus korupsi perdana menteri. Namun, Netanyahu membatas kritik tersebut dengan menilai aturan itu diperlukan untuk keseimbangan di antara cabang-cabang pemerintahan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement