REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Amerika Serikat (AS) mengkritik serangan pesawat nirawak (drone) Ukraina ke wilayah Rusia. Washington menegaskan tidak mendukung serangan tersebut.
“Secara umum kami tidak mendukung serangan di dalam Rusia,” kata Juru Bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre kepada awak media saat mengomentari tentang serangan drone Ukraina ke Moskow, Senin (24/7/2023).
Dia menekankan bahwa perang yang sedang berlangsung di Ukraina saat ini dimulai oleh Rusia. “Mereka (Rusia) dapat mengakhirinya kapan saja dengan menarik pasukan dari Ukraina alih-alih melancarkan serangan brutal terhadap warga sipil,” ujarnya.
Ukraina meluncurkan dua serangan drone ke Moskow pada Senin pagi waktu setempat. Salah satu drone melancarkan serangan ke dekat markas Kementerian Pertahanan Rusia.
Kremlin menggambarkan kejadian tersebut sebagai tindakan teror. Meski tak ada korban, Rusia menyatakan akan mengambil tindakan pembalasan yang keras terhadap Kiev.
Mengabaikan ancaman Moskow, seorang pejabat Ukraina mengungkapkan akan lebih banyak serangan drone ke wilayah Rusia. Menurut Kementerian Pertahanan Rusia, sebanyak 17 drone juga melancarkan serangan ke Krimea, sebuah wilayah yang dianeksasi Rusia pada 2014. Drone-drone tersebut menargetkan gudang amunisi dan merusak bangunan tempat tinggal.
Ukraina sudah cukup sering meluncurkan serangan drone ke Moskow. Salah satu serangan terbesar terjadi pada 30 Mei 2023 lalu. Drone-drone Ukraina menghantam beberapa daerah paling bergengsi di Moskow, salah satunya Leninsky Prospekt, sebuah jalan besar yang dibuat di bawah pemimpin Uni Soviet Josef Stalin. Wilayah Moskow Barat, tempat banyak elite politik Rusia berdomisili, termasuk di dalamnya Presiden Vladimir Putin, turut menjadi sasaran serangan.
Pada 2 Mei 2023, Ukraina juga pernah meluncurkan serangan drone ke Kremlin. Rusia menuduh Kiev berusaha membunuh Presiden Putin. Namun otoritas Rusia berhasil menembak jatuh dua drone yang dikerahkan Ukraina.
"Kami menganggap tindakan ini sebagai serangan teroris yang direncanakan dan upaya pembunuhan yang menargetkan Presiden, dilakukan menjelang Hari Kemenangan dan Parade 9 Mei, di mana tamu asing diharapkan hadir,” ungkap Komite Investigasi Rusia kala itu.
Menurut komite tersebut, Putin tak mengalami luka apa pun akibat serangan drone Ukraina. Mereka menegaskan, Rusia berhak mengambil tindakan balasan di mana dan kapan dianggap perlu. Sementara itu Zelensky dan para pejabat Ukraina telah membantah terlibat dalam serangan drone ke Kremlin.