Rabu 26 Jul 2023 09:41 WIB

Oposisi Desak Pemerintah Swedia Tanggung Jawab Atasi Krisis Akibat Pembakaran Alquran

Swedia memiliki kewajiban mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukannya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 Partai oposisi sayap kiri Swedia, Sosial Demokrat, telah menuntut pemerintah Swedia menggelar pertemuan parlemen darurat untuk membahas aksi pembakaran Alquran
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM – Partai oposisi sayap kiri Swedia, Sosial Demokrat, telah menuntut Pemerintah Swedia menggelar pertemuan parlemen darurat untuk membahas aksi pembakaran Alquran beserta protes luas yang menyertainya. Sosial Demokrat menilai, pemerintah perlu segera menangani situasi krisis yang sedang berlangsung.

"Kami meminta komite kebijakan luar negeri dipanggil ke pertemuan tambahan sesegera mungkin sebagai akibat dari apa yang sekarang terjadi. Kami sepenuhnya berharap pemerintah akan mengambil tindakan apa pun yang diperlukan untuk melindungi kehidupan warga Swedia dan kepentingan Swedia,” kata Morgan Johansson yang menjabat sebagai juru bicara kebijakan luar negeri Partai Sosial Demokrat, dikutip laman The Local Sweden, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga

Johansson mengungkapkan penting bagi pemerintah Swedia untuk menjelaskan kepada pihak lain tentang bagaimana mereka bermaksud menangani gangguan yang sedang berlangsung akibat pembakaran Alquran, baik di dalam negeri maupun internasional. "Kami menemukan diri kita dalam situasi yang sangat serius yang terus memburuk," ucapnya.

Dia menekankan, Pemerintah Swedia memiliki kewajiban mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukannya. “Saya hanya dapat mengatakan bahwa pemerintah sejauh ini sangat diam selama krisis ini dan praktis tidak mengatakan apa-apa. Saya memiliki pemahaman tertentu untuk ini, tetapi pada saat yang sama, Anda memiliki kewajiban untuk menunjukkan sedikit kepemimpinan dan menjawab beberapa pertanyaan publik," kata Johansson.

Pada Selasa lalu, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Mesir memanggil duta besar Swedia di negaranya. Pemanggilan itu dilakukan untuk menyampaikan protes dan kecaman atas berulangnya aksi pembakaran Alquran di Swedia.

"Mesir telah memperingatkan dampak negatif dan serius dari insiden memalukan seperti itu yang akan mengarah pada tumbuhnya Islamofobia dan ide-ide destruktif yang berusaha menghancurkan hubungan peradaban antar bangsa," kata Kemenlu Mesir dalam sebuah pernyataan.

Mesir menyerukan Swedia dan negara-negara lain yang menghadapi aksi pembakaran Alquran untuk mengambil tindakan memadai, termasuk meminta pertanggungjawaban pelaku untuk menegakkan inklusivitas budaya dan hidup berdampingan secara damai di antara masyarakat. Sebelum Mesir, beberapa negara lainnya, seperti Yordania, Iran, termasuk Indonesia juga telah melakukan pemanggilan terhadap duta besar Swedia di negaranya masing-masing untuk memprotes aksi pembakaran Alquran.

Mengutuk pembakaran Alquran...

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement