India pada Kamis (20/7/2023) lalu menghentikan ekspor beras, yaitu beras non-basmati. Ini dilakukan setelah terjadi kenaikan harga beras dalam negeri setinggi tiga persen dan gagal panen akibat banjir yang menerjang sejumlah wilayah India.
India selama ini berkontribusi 40 persen dari ekspor beras dunia. Berkurangnya pasokan beras dari India berpotensi meningkatkan harga beras, mengerek inflasi yang sudah terjadi akibat invasi Rusia ke Ukraina tahun lalu serta perubahan iklim.
"Untuk menjamin ketersediaan yang mencukupi beras putih non-basmati di pasar India dan meredam kenaikan harga di dalam negeri, Pemerintah India mengubah kebijakan ekspornya," demikian pernyataan Kementerian Pangan India.
Kementerian mengungkapkan, terjadi peningkatan harga beras di retail 11,5 persen dalam kurun 12 bulan ini. Ekspor tahun lalu berjumlah 22 juta ton. Ini juga merupakan antisipasi dampak politik terhadap PM Narendra Modi yang akan menghadapi pemilu tahun depan.
"India akan mendisrupsi pasar beras global dengan kecepatan yang melebihi saat tersendatnya ekspor gandum Ukraina," kata BV Krishna Rao, presiden Asosiasi Pengekspor Beras. Penghentian eskpor beras secara mendadak membuat pembeli kepayahan.
Beras merupakan bahan makanan pokok bagi 3 miliar orang dan hampir 90 persen diproduksi di Asia. El Nino biasanya membuat curah hujan menurun dan menyebabkan gagal panen. Dalam 11 tahun, harga beras global terus mengalami kenaikan.