Ahad 30 Jul 2023 16:07 WIB

Toko Buku di Hongaria Diam-Diam Jual Buku LGBTQ+

Pemerintah Hongaria melarang buku dengan konten LGBTQ+ karena dianggap tidak cocok

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Pemerintah Hongaria melarang buku dengan konten LGBTQ+ karena dianggap tidak cocok untuk anak di bawah umur 18 tahun.
Foto:

Toko buku Láng Téka memilih untuk mematuhi hukum tersebut. Pada Rabu (26/7/2023) seorang karyawan mengemas judul-judul buku yang menggambarkan homoseksualitas dalam bungkus plastik rumah tangga, dan memasukkannya ke rak yang dikemas. Eva Redai, pemilik toko, memasang tanda di jendela depan bertuliskan, “Di toko buku ini, kami juga menjual buku dengan 'konten non-tradisional'.”

“Ini sepenuhnya bertentangan dengan prinsip dan pemikiran saya sendiri. Tapi yang jelas, saya orang yang taat hukum, dan saya juga tidak ingin membayar denda beberapa juta forint untuk kejahatan saya yang tidak ada.  Jadi kami juga berusaha untuk mematuhi hukum yang baru-baru ini mereka paksakan kepada kami," kata Redai.

Redai mengatakan, di Hungaria saat ini, orang-orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai non-heteroseksual mendapatkan stigma negatif dan dikucilkan. Mereka tidak dianggap sebagai anggota masyarakat yang setara.

“Hal ini masuk ke dalam gagasan yang, sayangnya, sudah terjadi di abad ke-20, di mana orang dihakimi dan dianiaya berdasarkan penampilan, warna kulit, agama, atau afiliasi lainnya, dan banyak, banyak orang menjadi korban dari gagasan ini," kata Redei.

Mark Mezei, seorang novelis di Budapest, telah menerbitkan sebuah buku yang berisi tentang hubungan lesbian. Dia meyakini undang-undang perlindungan anak Hongaria tidak akan berdampak buruk pada para penulis.

“Siapa pun yang ingin menulis akan menulis tidak masalah apa yang dipikirkan legislator. Bahwa kita hidup di masa ketika hal seperti itu dapat terjadi, tidak tergantung pada saya. Tapi sebagai seorang penulis, ini tidak mempengaruhi saya sama sekali," ujar Mezei.

Sekelompok aktivis universitas minggu ini telah membagikan lebih dari 100 buku yang mengandung unsur LGBTQ+ secara gratis di depan salah satu toko buku terbesar di Budapest. Seorang aktivis, Vince Sajosi (22 tahun) mengatakan, undang-undang Hongaria mengurangi aksesibilitas pekerjaan penting dan membatasi proses pembangunan sosial.

“Kami ingin buku-buku ini muncul dalam kehidupan publik sastra Hongaria dan dalam percakapan sehari-hari, oleh karena itu kami ingin memberikannya kepada orang-orang secara gratis," kata Sajosi.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement