REPUBLIKA.CO.ID, BUDAPEST -- Pemungutan suara di parlemen Hungaria untuk meratifikasi aksesi Swedia ke alianasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada Senin (31/7/2023) ditunda. Keputusan ini, menurut lapor Daily News Hungaria, diambil usai tidak adanya anggota parlemen partai yang berkuasa Fidesz yang hadir dalam rapat tersebut.
Berpidato di sesi tersebut, anggota parlemen oposisi mengkritik anggota partai yang berkuasa atas ketidakhadiran mereka di sesi tersebut. Pekan lalu, Hungaria menyatakan akan mendukung keputusan Turki tentang tawaran Swedia untuk bergabung dengan NATO.
"Jika ada perubahan (dalam sikap Turki), maka tentu saja kami akan menepati janji bahwa Hungaria tidak akan menahan negara mana pun dalam hal keanggotaan," kata Menteri Luar Negeri Peter Szijjarto dalam konferensi pers di Budapest dikutip dari Anadolu Agency.
Penundaan ini kembali berulang. Hampir setahun parlemen Hungarian telah menunda pemungutan suara dan yang terbaru pada akhir Juni. Pada Maret, Hungaria mengirim delegasi ke Swedia dan Finlandia untuk menyelesaikan perselisihan politik yang menimbulkan keraguan di antara beberapa anggota parlemen Fidesz tentang dukung aplikasi NATO kedua negara.
Saat Finlandia berhasil mendapatkan status sebagai anggota terbaru NATO, nasib Swedia masih sangat abu-abu. Menjelang KTT NATO pada Juli, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan setuju untuk meneruskan tawaran Swedia bergabung dengan NATO ke parlemen. Keputusan ini setelah pertemuan trilateral dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg dan Perdana Menteri Swedia Ulf Kristersson di ibukota Lithuania Vilnius.
Finlandia dan Swedia melamar keanggotaan NATO tak lama setelah Rusia melancarkan perangnya di Ukraina pada Februari 2022. Meskipun Turki menyetujui keanggotaan Finlandia di NATO tetapi Swedia masih ditahan karena tuntutan pemenuhan komitmen tidak menyediakan perlindungan bagi anggota kurdi.