Jumat 04 Aug 2023 12:12 WIB

Jadi Agen Spionase Cina, Dua Anggota Angkatan Laut AS Ditangkap

Mereka terancam hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Dua anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ditangkap karena dituduh memberikan informasi militer sensitif ke Cina.
Foto: AP Photo/Kiichiro Sato, File
Dua anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ditangkap karena dituduh memberikan informasi militer sensitif ke Cina.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Dua anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) ditangkap karena dituduh memberikan informasi militer sensitif ke Cina. Mereka masing-masing terancam hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.

Dilaporkan laman BBC, dua anggota Angkatan Laut yang ditangkap bernama Jinchao Wei (22 tahun) dan Petty Officer Wenheng Zhao (26 tahun). Keduanya merupakan warga negara naturalisasi. Mereka ditangkap di California pada Rabu (2/8/2023) lalu saat dalam perjalanan ke Pangkalan Angkatan Laut San Diego.

Baca Juga

Dalam konferensi pers yang digelar Kamis (3/8/2023), jaksa penuntut AS mengungkapkan, Jinchao Wei bekerja sebagai masinis di kapal serbu amfibi USS Essex. Wei memegang izin keamanan dan memiliki akses ke informasi sensitive tentang kapal tersebut.

Wei diduga didekati oleh agen intelijen Cina pada Februari 2022 saat sedang menjalani proses menjadi warga negara AS. Agen tersebut memberikan imbalan ribuan dolar kepada Wei untuk setiap foto, video, manual teknis, dan cetak biru dari kapal militer AS. Menurut pejabat Departemen Kehakiman mengatakan Wei juga memberikan perincian informasi tentang Marinir AS yang sedang dalam latihan maritim kepada agen tersebut.

Aktivitas spionase Wenheng Zhao sama seperti yang dilakukan Jinchao Wei. Menurut Departemen Kehakiman AS, Zhao sudah menjadi informan intelijen Cina selama hampir dua tahun dari pangkalannya di Naval Base Ventura County, di utara Los Angeles. Zhao diduga telah dibayar hampir 15 ribu dolar AS oleh seorang agen intelijen Cina untuk informasi tentang latihan berskala besar militer AS di Indo-Pasifik, termasuk perincian tentang waktu dan lokasi pendaratan amfibi.

Zhao juga diduga telah menyerahkan diagram kelistrikan dan cetak biru untuk sistem radar di pangkalan militer AS di Jepang selatan, di mana AS memiliki kehadiran militer yang besar. "Dengan mengirimkan informasi sensitif militer ini kepada seorang perwira intelijen yang dipekerjakan oleh negara asing yang bermusuhan, terdakwa mengkhianati sumpah sucinya untuk melindungi negara kita," kata jaksa penuntut AS Martin Estrada.

"Tidak seperti sebagian besar personel Angkatan Laut AS yang melayani negara dengan kehormatan dan keberanian, Zhao memilih untuk secara korup menjual rekan-rekannya dan negaranya," ujar Estrada.

Biro Investigasi Federal AS (FBI) terlibat dalam pengungkapan kasus spionase di tubuh Angkatan Laut AS. "Penangkapan ini adalah pengingat upaya agresif tanpa henti dari Republik Rakyat Cina untuk merusak demokrasi kita dan mengancam mereka yang mempertahankannya," kata Suzanne Turner dari Divisi Kontra Intelijen FBI yang terlibat dalam penangkapan Wei dan Zhao.

Wei dan Zhao didakwa dalam kasus terpisah. Mereka terancam dihukum penjara seumur hidup jika terbukti bersalah. Sementara itu Kedutaan Besar (Kedubes) Cina di Washington membantah keterlibatan dalam kasus Wei dan Zhao. "Pemerintah dan media AS sering mengangkat kasus 'spionase' terkait dengan Cina. Cina dengan tegas menentang fitnah tak berdasar dari pihak AS terhadap Cina," kata Juru Bicara Kedubes AS di Washington Liu Pengyu, dikutip Wall Street Journal.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement