Jumat 04 Aug 2023 13:43 WIB

Malaysia-Brunei Sepakati Kerja Sama Perpindahan Tahanan dan Peradilan Syariah

Sultan Hassanal Bolkiah memulai lawatan negara selama tiga hari ke Malaysia.

Salah seorang tahanan (ilustrasi).
Foto: Presstv.ir/ca
Salah seorang tahanan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia dan Brunei Darussalam menyepakati tiga perjanjian kerja sama dalam Konsultasi Pemimpin Tahunan Malaysia-Brunei (ALC) ke-24 yang berlangsung di Seri Perdana, Putrajaya. Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah menyaksikan penandatanganan tiga nota kesepahaman (MoU) terkait perpindahan tahanan dua negara (ITOP), kerja sama bidang olah raga dan peradilan syariah dalam perundingan tahunan kedua negara.

Selain itu, dalam pernyataan bersama ALC ke-24 antara PM Anwar Ibrahim dan Sultan Brunei Sultan Hassanal Bolkiah yang dikeluarkan Kementerian Luar Negeri Malaysia, diakses di Kuala Lumpur, Jumat (4/8/2023), menyebutkan kedua pemimpin pemerintahan menegaskan kembali komitmen bersama memperkuat hubungan diplomatik dua negara yang menantikan HUT ke-40 pada 2024.

Baca Juga

Keduanya memuji kemajuan signifikan dan positif yang dicapai dari kinerja Komite Teknis Bersama tentang Demarkasi dan Survei Batas Darat antara Malaysia dan Brunei Darussalam yang sejauh ini mencapai total 132,25 kilometer (km) setara dengan 25 persen dari total batas darat yang telah dilakukan, yang diharapkan selesai 2034.

Malaysia dan Brunei, menurut pernyataan bersama itu, akan secara bersama menandatangani Nota Kesepahaman pertama sebagai hasil dari pertemuan Komite Teknis Bersama dua negara pada 6 Juli lalu terkait batas demarkasi dua negara sesegera mungkin.

Kedua pemimpin pemerintahan juga mencatat finalisasi Term of Reference (TOR) Komite Kerja Urusan Keamanan terkait Batas Darat Brunei Darussalam dan Malaysia. Keduanya sepakat bahwa komite kerja akan membantu kedua pihak untuk bersama-sama menangani masalah keamanan di sepanjang perbatasan darat dua negara.

Selain itu, berkaitan dengan sektor ekonomi, keduanya menyatakan puas atas kemajuan berkesinambungan kerja sama dalam Area Pengaturan Komersial (CAA) dan Perjanjian Bagi Hasil (PSA) yang dilakukan oleh Petronas dengan Otoritas Perminyakan Brunei Darussalam.

Keduanya juga menyatakan kepuasannya dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman antara Otoritas Pengembangan Investasi Malaysia (MIDA) dan Badan Investasi Brunei (BIA) pada 25 Januari lalu, dan menyambut kemajuan dan implementasi MoU tersebut.

Pembukaan Kantor Perdagangan dan Pariwisata Sarawak (STATO) di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, rencananya dilakukan akhir 2023, dan diharapkan memperkuat kerja sama pariwisata Brunei dan Negara Bagian Sarawak. Selain juga keduanya menyambut baik penjualan Liquified Petroleum Gas ke Brunei pada 16 Juni hingga 1 Juli lalu.

Terkait konektivitas dua negara terutama antara Brunei Darussalam dan Sarawak, keduanya menyambut baik proposal yang menyertakan Brunei di Jalan Tol Pesisir Utara Borneo, yang diyakini akan berkontribusi memajukan aspek sosial dan ekonomi masyarakat dan pemerintah di dua negara.

Berkaitan dengan ketahanan pangan, keduanya menyambut inisiatif ekspor Brunei ke Sabah dan Sarawak untuk makanan olahan termasuk produk berbahan dasar daging di tahun ini. Keduanya juga sepakat untuk bekerja lebih rapat untuk memfinalkan pembaruan MoU di bidang kesehatan yang sebelumnya ditandatangani pada 2006.

Kedua pemimpin juga menyambut baik penandatanganan kerja sama Air Services Agreement (ASA) pada 24 Mei di Langkawi dan berharap mampu menciptakan kesempatan lebih besar menaikkan lalu lintas udara antara dua negara untuk sejumlah destinasi, yang dapat mendorong ekonomi, perdagangan dan pertumbuhan sosial keduanya.

PM Anwar dan Sultan Brunei juga mendesak finalisasi MoU untuk kerja sama transportasi yang ditargetkan tahun ini, yang akan lebih jauh meningkatkan kerja sama dalam keamanan transportasi, keberlanjutan, teknologi dan inovasi antara dua negara.

Sultan Brunei Darussalam Sultan Hassanal Bolkiah memulai lawatan negara selama tiga hari, mulai 2-4 Agustus di Malaysia atas undangan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah, dan dalam rangka menghadiri Konsultasi Pemimpin Tahunan Malaysia-Brunei (ALC) ke-24.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement