Sabtu 05 Aug 2023 05:25 WIB

Kepanikan Warga di Haryana Tinggalkan Wilayah Konflik, Setop Mobil Demi Tumpangan

Sekelompok orang mendatangi rumah para pekerja migran.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Kios makanan, dirusak dan sebagian dibakar selama bentrokan komunal, tergeletak di pinggir jalan di Sohna dekat Nuh di negara bagian Haryana, India, Selasa, 1 Agustus 2023.
Foto:

Gurugram

Di sebuah daerah kumuh di Sektor 70A Gurugram, keluarga-keluarga migran mengatakan bahwa beberapa orang telah mendatangi rumah-rumah mereka dan mengancam mereka. Keluarga-keluarga ini mengatakan bahwa mereka telah diberitahu bahwa jika mereka tidak meninggalkan daerah tersebut, gubuk-gubuk mereka akan dibakar.

"Beberapa orang datang dengan sepeda motor pada Selasa malam, mengancam kami bahwa jika kami tidak pergi, mereka akan membakar gubuk kami. Polisi telah hadir di sini sejak malam hari tetapi keluarga saya takut dan kami meninggalkan kota ini," kata Rehmat Ali, yang berasal dari Benggala Barat dan tinggal di daerah kumuh di Sektor 70A di Gurugram.

"Kami bisa kembali ketika situasi membaik," tambahnya.

Seperti Ali, ada banyak orang lain yang telah memutuskan untuk meninggalkan Kota Milenium, yang menjadi sumber penghidupan bagi sejumlah migran dari berbagai penjuru negeri.

Bamisha Khatun, seorang penduduk asli Bengal Barat yang juga tinggal di daerah kumuh Sektor 70A, mengatakan bahwa ia datang ke Gurugram untuk mencari pekerjaan tiga tahun yang lalu.

Khatun, yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga, mengatakan, "Saya takut akan nyawa dan harta benda saya dan memutuskan untuk pergi ke kampung halaman saya."

Ahila Bibi, seorang migran lainnya, mengatakan bahwa ia tidak ingin mengambil risiko dan akan kembali lagi ketika situasi membaik.

Khalid, yang berasal dari Benggala Barat, mengatakan bahwa ia tidak memiliki pilihan lain selain meninggalkan kota. "Kami berbicara dengan pemilik tanah kami yang dengan jelas mengatakan bahwa ia tidak akan bertanggung jawab atas insiden yang tidak diinginkan setelah gejolak komunal. Jadi, kami memutuskan untuk kembali ke desa asal kami," kata Khalid, seorang pelukis.

Litten Ali, yang bekerja sebagai sopir untuk seorang pengacara yang tinggal di sebuah komunitas perumahan di Gurugram, berangkat ke Malda bersama istri dan adik iparnya. 

"Mereka mengancam kami untuk pergi. Saya telah tinggal di sini selama lebih dari satu dekade, tetapi sekarang tidak ada pilihan lain selain pergi. Saya bekerja sebagai sopir untuk seorang pengacara. Saya tidak tahu bagaimana dia akan bertahan, tapi kami harus menyelamatkan hidup kami," katanya.

Tidak hanya Muslim, pekerja migran Hindu di daerah tersebut juga takut dan melarikan diri. Raju, yang juga bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah perumahan, mengatakan bahwa ia merasa tidak aman. 

"Saya berasal dari Jhansi, dan saya akan kembali. Tidak ada yang tersisa di sini sekarang. Semua orang pergi. Kami semua takut setelah apa yang terjadi," katanya.

Seorang penduduk di daerah terdekat mengatakan bahwa umat Hindu dan Muslim hidup rukun sebelum terjadinya kekerasan. "Karena kekerasan di Mewat, ada ketegangan di mana-mana. Beberapa orang Muslim telah pergi, meskipun umat Hindu dan Muslim dulunya hidup rukun di sini. Kami tidak bisa pergi karena kami memiliki rumah sendiri di sini, tetapi kami hidup dalam ketakutan," kata seorang warga.

Para pekerja migran memutuskan untuk meninggalkan kota setelah sebuah gudang dan sebuah toko dibakar di Sektor 70A pada Selasa malam. Menurut polisi, beberapa orang berlarian, sebagian besar dari komunitas Muslim, yang tinggal di daerah kumuh di Wazirabad, desa Ghata, Sektor 70A dan Badshahpur di Gurugram, mereka memilih kembali ke tempat asal mereka.

Para migran diminta tidak takut

Seorang perwira polisi senior mengakui bahwa beberapa pekerja migran yang bekerja sebagai supir, tukang kebun, pedagang kaki lima, pembantu dan pembantu rumah tangga kembali ke tempat asalnya karena takut.

Namun, ia mengatakan bahwa situasi ini normal di Gurugram. "Polisi dan Pasukan Aksi Cepat (RAF) dikerahkan di seluruh distrik untuk menangani segala jenis situasi. Kami mengimbau masyarakat untuk menghindari rumor dan tidak perlu takut," tambah petugas tersebut.

Beberapa orang dari Manesar, Teekli, Kasan, IMT dan beberapa wilayah lainnya juga berpikir untuk kembali ke tempat asal mereka. Polisi telah mendesak para pekerja migran untuk tidak takut dan meyakinkan mereka akan keselamatan dan keamanan.

"Telah diketahui bahwa beberapa pekerja kembali ke tempat asal mereka tetapi situasi di Gurugram normal. Latihan membangun kepercayaan diri kami terus berlanjut dengan Asosiasi Kesejahteraan Warga (RWA) dan penduduk daerah kumuh. Mereka tidak perlu takut, dan kami menjamin keselamatan dan keamanan mereka," kata Deputi Komisaris Nishant Kumar Yadav kepada kantor berita PTI. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement