Ahad 06 Aug 2023 10:51 WIB

Swedia Berupaya Kembalikan Kepercayaan Negara Muslim

Swedia masih terus menuai kecaman karena pembakaran Alquran yang terus berulang

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Salwan Momika digiring meninggalkan Kedubes Irak
Foto: AP
Salwan Momika digiring meninggalkan Kedubes Irak

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Menteri Luar Negeri Swedia Tobias Billstrom mengatakan negaranya ingin kembali memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim, seperti sebelum insiden pembakaran Alquran terjadi. Sejak peristiwa tersebut, Swedia masih terus menuai kecaman karena pembakaran kitab suci umat Islam yang terjadi berulang-ulang.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri pada hari Sabtu (5/8/2023), mengatakan bahwa Billstrom telah melakukan pembicaraan dengan lebih dari 20 duta besar negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) di ibukota Stockholm pada hari Jumat (4/8/2023). Ia mengatakan bahwa mereka telah mengadakan "pertemuan yang sangat bermanfaat dan konstruktif,"

Baca Juga

Billstrom menambahkan bahwa ia ingin melanjutkan dialog yang terbuka dan konstruktif. "Memulihkan kepercayaan dan keyakinan membutuhkan waktu. Saya akan mencurahkan sebagian besar waktu saya dalam periode pemilu ini untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara Muslim," tambah Billstrom.

Dia mengatakan bahwa pemerintahnya "menolak keras" pembakaran salinan kitab suci, dan menambahkan bahwa Kementerian Kehakiman justru telah memulai sebuah analisis dari sisi hukum dan sedang menyusun kerangka acuan untuk sebuah penyelidikan untuk meninjau kembali Undang-Undang Ketertiban Umum.

"Saya berniat untuk melakukan perjalanan ke negara-negara OKI, dan Swedia akan menjadi tuan rumah diskusi dan dialog sehubungan dengan Sidang Umum PBB di New York pada bulan September," tambahnya.

Juga berbicara kepada kantor berita Swedia TT setelah pertemuan tersebut, Billstrom mengatakan bahwa pertemuan tersebut merupakan "kesempatan yang baik untuk menjelaskan pendekatan pemerintah dan kebebasan konstitusionalnya" dalam menghadapi insiden-insiden tersebut, demikian Radio Swedia melaporkan.

Awal pekan ini, Menteri Kehakiman Gunnar Strommer mengatakan bahwa salah satu solusi potensial untuk mencegah penodaan terhadap Alquran adalah dengan menggunakan kekuasaan darurat yang dapat digunakan pemerintah di bawah Undang-Undang Ketertiban Umum.

Jakob Forssmed, Menteri Sosial Swedia, juga mengadakan pertemuan dengan perwakilan dari berbagai organisasi berbasis agama di ibukota Swedia pada hari Jumat.

Beberapa bulan terakhir ini telah terjadi berulang kali aksi pembakaran, penodaan, atau percobaan pembakaran Alquran oleh tokoh-tokoh atau kelompok Islamofobia, terutama di negara-negara Eropa utara dan Nordik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement